Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Tuesday, October 2, 2012

FAKTOR KERUSAKAN SEMANGAT MAHASISWA


FAKTOR KERUSAKAN SEMANGAT MAHASISWA

Banyak faktor yang mempengaruhi semangat mahasiswa, baik menuju peningkatan semangat belajarnya maupun faktor yang mempengaruhi kemorosotan semangat belajarnya. Dari sekian banyak faktor eksternal dan internal yang mempengaruhinya, berikut saya tuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan semangat belajar mahasiswa:
1.      Faktor Mahasiswa Sendiri
Semangat belajar mahasiswa sangat dipengaruhi oleh prinsip awal yang ada di dalam dirinya sendiri. Apabila dari sebelum masuk atau daftar kuliah seorang mahasiswa sudah memiliki perencanaan, minimal kemauan, maka semangatnya akan relatif terjaga, bahkan boleh saja meningkat. Sebaliknya, kalau dari sebelum daftar menjadi mahasiswa hanya karena ikut teman atau ngejar trend saja biasanya semangat belajar sulit ditumbuhkan, yang ada hanya memeras keuangan orangtua.
2.      Faktor Teman
Memang banyak benarnya bahwa kita harus pandai mencari teman. Teman sekampus akan banyak berpengaruh terhadap semangat belajar kita. Bagaimana bisa belajar, kalau teman kita hari-harinya ngajak ke kantin terus, pulang dari kampus hanya punya planning jalan-jalan. Ini berbahaya karena bisa saja tugas kuliah terbengkalai, yang ada hanya nyontek hasil teman demi mendapatkan nilai dari dosennya.
3.      Faktor Dosen
Semangat belajar mahasiswa sangat dipengaruhi oleh diri mahasiswanya sendiri juga oleh sikap dosennya. Ada seorang mahasiswa yang mengalami kesulitan bimbingan tugas akhir. Dia sudah awal-awal mengajukan draft penelitiannya tapi setelah lebih enam bulan tidak beres juga bimbingannya, padahal teman-temannya sudah ada yang beres. Mahasiswa tersebut bercerita kepada saya bahwa dia mengalami dampak buruknya berupa kehilangan semangat mengerjakan tugas akhir, bahkan ia khawatir terhadap stres yang sering menghantuinya. Dia mengalami sekitar tiga bulan kehilangan semangat penelitian. Pada awalnya, dia mengira mungkin saja itu kemalasan dirinya yang wajar, tapi dia baru sadar ketika dia malas mengerjakan tugas akhir, ia mampu menulis karya tulis lain tidak kurang dari lima lembar hampir setiap hari.
Cerita mahasiswa di atas sebaiknya menjadi bahan perubahan sikap seorang dosen dengan pertimbangan:
a.       Seorang dosen bukan hanya menghargai hasil penelitian tapi harus menghargai perjuangan mahasiswa. Hal ini disebabkan ada mahasiswa yang tugas akhirnya banyak dibantu oleh orang lain, tapi bisa lulus lebih dulu. Kalau dosen tidak memperhatikan mahasiswa yang kerja sendiri, berarti keaslian karya tulis itu tidak ada harganya.
b.      Seorang dosen harus punya kemauan keras agar mahasiswanya bisa lulus tepat waktu. Tidak ada lagi lulus “karbitan”. Kalau mahasiswa sudah menjalani masa studi normal (misalnya 4 tahun), itu  bukan karbitan lagi tapi memang sudah seharusnya lulus, kecuali mahasiswa yang memang tidak mau melakukan penelitian atau masih tidak lulus dalam matakuliahnya. Pemikiran ini yang masih seringkali tidak disadari seorang dosen. Padahal kita ingat, hambatan kelulusan akan berpengaruh terhadap jenjang karir mahasiswa, nasib hidupnya, bahkan keberadaan keluarganya yang harus bertambah pengeluarannya untuk kuliah anaknya. Lulus tidak tepat waktu juga akan berpengaruh terhadap mental mahasiswa, seperti kecewa berat, malu bertemu teman, malu bertemu keluarga (termasuk orangtua), dan sikap negatif lainnya. Tidak menutup kemungkinan ada keinginan untuk bunuh diri atau hidup seperti preman-preman jalanan, ia putus asa karena perjuangan hidupnya selama ini tidak dihargai. Untung-untung kalau pola pikir mahasiswanya positif seperti banyaknya mahasiswa DO yang sukses di bidang lain.
4.      Faktor Kampus
Faktor keempat ini biasanya terkait pelayanan kampus yang kurang ramah dan suka berlama-lama mengurus administrasi. Saya pikir, meskipun ini ada pengaruhnya terhadap semangat belajar mahasiswa, tapi tidak terlalu besar.
Itulah empat faktor yang mempangaruhi semangat belajar mahasiswa. Keempat hal tersebut perlu menjadi perhatian berbagai pihak terutama oleh mahasiswa dan dosen. Harus diingat bahwa menunda kelulusan mahasiswa itu bukan langkah terbaik karena masih banyak tugas yang harus mahasiswa kerjakan. Sebenarnya, yang lebih miris, dosen juga jarang berlapang dada mengakui ketidakmampuan di bidang penelitian mahasiswanya, yang ada “itu salah ini salah”, dengan alasan itu kan bimbingan mental bagi mahasiswa. Saya katakan bahwa bimbingan mental itu bisa dilakukan oleh dosen sejak awal perkuliahan, sehingga tidak perlu lagi mahasiswa harus menambah masa studinya. Kasihan mereka…!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment