Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Saturday, December 8, 2012

Di Bawah Derita Ada Derita Lagi


Di Bawah Derita Ada Derita Lagi

Ketika sedang berusaha keras menyetabilkan diri setelah diguncang kesulitan hidup, suatu hari saya bertemu dengan seorang ibu di satu bis. Awalnya, Si Ibu yang duduk di kursi sebelah bertanya: De, benar ini bis ke Bandung? Berapa ya ongkosnya?

Setelah saya jawab, tanpa ditanya Ibu tersebut menceritakan bahwa beliau pulang dari sebuah pesantren tempat rehabilitasi mental orang yang kena narkoba. Rupanya Ibu tersebut sudah menjenguk anaknya yang terkena musibah.

Mungkin karena ingin mengurangi kesedihan yang tampak dari matanya yang berlinang air mata, beliau bercerita sedikit tentang anaknya sepanjang  perjalanan. Si Ibu tidak menduga sama sekali anaknya akan menjadi korban orang tidak bertanggung jawab. Padahal ekonomi keluarga sangat kekurangan untuk memberikan pengobatan untuk anaknya yang mencapai 1,5 juta per bulan.

Anaknya diberi ilmu kesaktian oleh seseorang yang tidak dikenal Ibunya, tapi hasilnya malah mengganggu kestabilan mental dan emosinya. Anak ini sangat shaleh, tidak suka jajan berlebihan, tidak suka hura-hura, dan tidak suka jalan-jalan seperti sering dilakukan para remaja secara umum. Anak ini lebih suka sering ibadah di mesjid dan ikut membantu guru ngajinya mengajar. Di rumahnya juga sangat sayang sama ibunya, seringkali dia memijat kaki Ibunya sepulang berjualan. Dalam usia anak SMK, ia tampak sangat shaleh dan membanggakan Ibunya.

Akan tetapi, takdir berkata lain. Harapan seorang Ibu agar anaknya sukses rupanya harus ditunda sementara waktu. Yang ada sekarang malah membuat keluarga menanggung musibah yang tidak ringan. Anaknya bisa dikatakan sedang mengalami “setengah gila”.

Inilah hidup, kita harus menjalaninya dalam situasi apapun. Baik ataupun buruk menurut kita, semuanya harus dijalaninya secara ikhlas. Dengan kisah anak shaleh tersebut yang terjerumus ilmu sesat cukup membuat saya merasa tidak ada apa-apanya atas masalah yang saya miliki. Toh, saya masih mampu berpikir, juga masih mampu mencari kerja.

Kisah di atas menjadi pelajaran besar bagi saya. Mungkin itu sebuah jawaban dari Allah atas doa-doa yang selama ini saya panjatkan, namun tak kunjung ada jawaban. Ternyata, ketika kita merasa menderita dengan suatu masalah, maka jangan lupa bahwa orang lain juga boleh jadi memiliki derita yang sama dengan kita. Mungkin juga, orang lain lebih menderita daripada kita.

Pendapat saya ini semakin menguatkan agar menganggap bahwa musibah itu harus disyukuri, karena ia berasal dari Allah, maka sudah tentu terbaik bagi kita, walaupun kita menilainya buruk.

Setelah punya pemikiran di atas, tiba-tiba sampai di rumah, ternyata kakak sedang mendengarkan ceramah Aa Gym. Da’i kondang ini sedang membahas tentang makna Alhamdulillah. Aa mengajarkan bahwa “apapun kejadiannya harus kita syukuri, baik sedang dihadang masalah besar maupun sedang diberi kesenangan. Kenapa? Karena tidak punya masalah juga belum tentu akan merasa nyaman, karena rasa nyaman akan hadir apabila Allah menganugerahkannya kepada kita.”
Seorang santri penyandang cacat yang bicaranya tidak lancar dan tidak pula jelas diwawancara dan ditanya: “Apakah ade merasa minder dengan kekurangan yang dimiliki?” Santri tersebut menjawab: “Tidak, karena ini ciptaan Allah”.

Sungguh bahagia mendapatkan pelajaran besar hari ini. Alhamdulillah…..!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment