Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Tuesday, December 4, 2012

MENGATASI MASALAH DENGAN SYUKUR


MENGATASI MASALAH DENGAN SYUKUR

Setelah hampir setengah tahun saya belajar menghadapi masalah, ujung-ujungnya sampai pada keinginan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang sudah ada. Pagi-pagi di saat jari-jari sudah terasa letih karena harus mengetik dari subuh untuk mendapatkan uang recehan di Internet, saya sempatkan membuka-buka lagi kumpulan tabloid Islami Manajemen Qalbu yang sudah diikat tali rapia sejak beberapa tahun yang lalu.

Karena mata juga sudah terasa lelah, mungkin karena sudah beberapa jam duduk di depan komputer, saya hanya bisa membaca judul-judul yang ada di tabloid tersebut, kadang-kadang membaca juga sekilas isinya apabila dirasa menarik.

Dalam salah satu edisinya, kira-kira di hampir halaman akhir tabloid ditemukan pembahasan tentang Hamdalah yang ditulis oleh Mas Amri. Pada intinya kita harus bersyukur dalam segala keadaan, minimal dengan mengucapkan alhamdulillah (segala puji bagi Allah).

Saya juga jadi merenung dan berkeinginan untuk mempraktekkannya. Apalagi yang harus kita lakukan, selain bersyukur saja? Kita terus mengejar cita-cita, kalau tanpa izin Allah tentu tidak akan tercapai. Kenapa kita harus lupa atas nikmat yang ada?

Cita-cita ingin lulus kuliah tepat waktu, tidak tercapai? Kita masih punya nikmat yang lain seperti punya pekerjaan. Pekerjaan hilang karena harus kuliah? Tidak masalah, kita masih punya sisa-sisa pekerjaan yang bisa dilakukan seperti membuat tulisan di Internet untuk mendapatkan uang.

Uang dari Internet tidak tercapai? Tidak masalah, kita masih punya harapan tulisan kita dapat dibaca orang lain semoga saja jadi pahala. Sudah tidak bisa lagi Internetan karena modal untuk beli pulsa habis? Tidak masalah, kita masih punya komputer sehingga bisa mengumpulkan tulisan sebanyak-banyaknya di komputer agar suatu saat bisa dipublikasikan lagi.

Komputer juga rusak? Tenang, kita masih menulis di kertas bekas. Kertas bekas habis? Tenang, kita masih bisa bercerita dengan orang yang bertemu kita. Kita sudah tidak mampu bicara karena sakit-sakitan disebabkan kurang makan alias kelaparan? Tenang, kita masih bisa mengumpulkan ide-ide kita di kepala. Kepala kita sudah tidak mampu lagi menampung ide-ide yang banyak? Tenang saja, kita masih bisa mengucapkan Alhamdulillah sebagai tanda syukur kepada Allah karena kita sudah diselamatkan dari berkata dan berpikir yang tidak bermanfaat.

Itulah rangkaian syukur yang sedang saya pelajari. Awalnya saya seringkali merasa malu di hadapan orang lain karena khawatir termasuk kategori pemalas, tidak mau bekerja keras, lalai dan sejenisnya. Akan tetapi, saat ini saya memahami bahwa yang tahu tentang masalah sebenarnya hanya saya dan Allah. Jadi, cemoohan dan hinaan dari orang lain tidaklah perlu diindahkan kalau hanya membuat kita stres. Tapi apabila kritikan orang lain dapat memotivasi kita menjadi lebih baik, bolehlah kritikan tersebut ditampung di kepala kita.

Dulu, saya agak sering memberikan masukan kepada para siswa yang takut tidak lulus seleksi masuk perguruan tinggi. Saya menyarankan mereka agar dapat menerimanya dengan lapang dada. Nah ketika saya dihadapkan dengan kelulusan kuliah yang tak kunjung selesai, kenapa saya tidak mempraktekkan rumus lapang dada tersebut? Ketika saya dihadapkan dengan karir yang hancur, kenapa saya tidak menerimanya dengan lapang dada? Lapang dada adalah lambang kita bersyukur. Bersyukurlah dalam segala keadaan.

“Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?” Allah yang punya diri kita, kenapa kita harus khawatir yang berlebihan atas diri kita. Allah Yang Maha Memiliki diri kita akan selalu menjaganya. Maka tugas makhluk adalah bersyukur atas apa yang ada, karena inilah yang Dia perintahkan.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment