Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Sunday, December 2, 2012

MENYIKAPI TAKDIR TIDAK PERLU REWEL


MENYIKAPI TAKDIR TIDAK PERLU REWEL

Bicara takdir buruk (takdir yang tidak diinginkan) pada saat kehidupan kita senang itu hal-hal biasa saja. Bahkan seringkali mengatakan bahwa orang yang miskin itu miskin karena dirinya sendiri; orang yang bodoh itu bodoh karena dirinya sendiri.

Lain halnya ketika kita sendiri yang mengalami kemiskinan dan kebodohan itu. Besar kemungkinan kita tidak menerima orang lain yang mengatakan bahwa kita bodoh karena diri kita sendiri. Kita menolak tuduhan tersebut karena merasa sudah berusaha semaksimal mungkin.

Nah, saya berpendapat bahwa orang akan lebih bijak berbicara tentang kebodohan apabila orang tersebut “bodoh” juga. Orang akan lebih bijak berbicara tentang kemiskinan apabila orang tersebut “miskin” juga. Kenapa demikian? Karena orang tersebut merasakan sendiri bagaimana penderitaannya di saat mengalami miskin dan bodoh.

Orang miskin sering berkata bahwa nasib miskinnya itu adalah takdir yang harus dijalaninya. Namun sebagian orang kaya mencibir pendapat tersebut karena menilai orang itu sendiri yang memilih cara-cara hidup miskin. Tapi, sudahlah biarkan kedua pendapat tersebut berjalan bersama-sama, toh dunia ini selalu berpasang-pasangan, bukan?

Saya menyoroti orang yang miskin atau bodoh. Di saat seseorang sering mengalami kegagalan dalam mencapai targetnya, di saat itulah banyak orang yang kecewa. Kita kecewa atas kegagalan kuliah kita; kecewa atas kegagalan bisnis kita; kecewa atas kegagalan karir kita. Padahal kalau kita sadari kekecewaan itu tidaklah akan mengubah kita menjadi sukses, tidak juga akan membuat kita banyak uang.

Dengan demikian, mari kita tidak rewel dengan takdir yang membuat kita menderita. Kecewa, sakit hati, dan protes terhadap takdir Tuhan tidak akan mengubah keputusan-Nya atas diri kita.

Kita sebagai makhluk hanya melakukan usaha menuju sukses semaksimal mungkin, sesuai ilmu yang dimiliki kita. Hasilnya biar Allah yang menentukan. Gagal atau sukses, banyak uang atau malah uang yang ada juga hilang, semuanya bukan urusan manusia semata. Tidak perlu jengkel dengan hidup yang penuh derita; tidak perlu menyalahkan Tuhan karena hidup kita terasa menyakitkan. Bersyukurlah apa yang ada, baik di kala miskin ataupun menderita.

Sehebat apapun kita protes kepada Tuhan, tidak akan mengubah nasib kita, yang ada malah berdosa. Sehebat apapun kita stres ingin sukses, kalau Tuhan berkehendak semua kemampuan kita Dia cabut dengan seketika, sehingga kita sama sekali tidak berdaya. Ingat Tuhan Maha Mengetahui yang terbaik buat makhluk-Nya, maka tidak perlu protes atas apa yang menimpa pada diri kita walaupun menurut kita sangat tidak pantas. Lakukan yang terbaik, hasilnya lupakanlah!

Tulisan ini terinspirasi dari tausiyah K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), juga dari perjalanan hidup sehari-hari seorang mahasiswa. Tentu saja, Aa Gym menggunakan bahasanya lebih baik lagi dibandingkan tulisan ini.
Semoga bermanfaat!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment