Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Tuesday, December 4, 2012

NASIB MISKIN ITU NASIB BAIK JUGA


NASIB MISKIN ITU NASIB BAIK JUGA

Ingin sekali mengubah nasib hidup. Dari miskin ingin menjadi kaya, minimal berkecukupan. Dari bodoh ingin menjadi cerdas. Dengan kekayaan ingin sekali pandai berderma dengan harta. Dengan kecerdasan ingin sekali pandai membantu dengan ilmu.

Cita-cita di atas bisa dikatakan sebuah cita-cita yang mulia, terpuji, dan layak diusahakan dengan maksimal agar terwujud. Akan tetapi, dalam pencapaiannya tidak mungkin semua orang bisa mewujudkannya. Tidak mungkin semua orang bisa kaya. Tidak mungkin semua orang bisa cerdas. Allah menciptakan dunia ini berpasang-pasangan. Maka kalau ada kaya, sudah selayaknya ada miskin. Kalau ada cerdas, sudah tidak aneh lagi adanya orang bodoh.

Ketika cita-cita tidak tercapai. Ketika harapan tidak terwujud. Tidaklah perlu kita bertanya-tanya, apalagi mencari pihak yang akan dipersalahkan. Kita jalani saja hasil yang ada dengan memaksimalkan kemampuan yang ada. Mampunya tidur karena stres, ya tidurlah dengan berdoa dulu, semoga saja Allah membangunkan kita dalam keadaan tidak stres lagi. Mampunya duduk karena bingung apa yang harus dilakukan, ya duduk saja dengan berdoa dulu, semoga saja Allah membangkitkan kita dengan petunjuk-Nya.

Cita-cita baik itu bukan jaminan akan mengantarkan kita menuju orang kaya. Rencana baik itu bukan jaminan akan mengantarkan kita menuju orang cerdas.  Cita dan rencana merupakan bentuk ibadah yang harus kita miliki, akan tetapi bukan sebuah pendiktean terhadap Tuhan.

Nasib jadi buruh kasar yang buat makan saja sudah pas-pasan bukanlah nasib buruk. Nasib jadi pekerja serabutan yang seringkali kehilangan peluang untuk menghasilkan nafkah bukanlah nasib yang hina. Nasib buruk itu di kala manusia tidak pandai bersyukur, mereka protes atas nasib yang dimilikinya.

Anak kelaparan itu bukan harus dibuat stres, tapi walaupun terasa berat hati kita harus tetap mendekat kepada Allah dan menganggap musibah tersebut keputusan Allah yang terbaik. Anak-anak tidak terurus sehingga busung lapar atau terlantar itu bukan harus dibuat terasa hina, karena kalau Allah berkehendak pasti anak-akan kita akan diselamatkan. Yang tidak boleh adalah dengan sengaja membiarkan anak-anak kita tidak terurus, kelaparan, dan terlantar. Akan tetapi, setelah berdoa dan berikhtiar semampunya, kejadian hina di mata kita belum tentu hina di hadapan Allah. Maka marilah kita menitipkan segalanya kepada Allah.

Sungguh mulia seorang buruh kasar yang bercita-cita anaknya menjadi orang sukses, tapi setelah anaknya gagal, bahkan terpuruk, orangtuanya menjadi penyejuk untuk menerima keterpurukan anaknya. Sungguh mulia seorang buruh serabutan yang sudah rela sering tidak makan karena uangnya dibuat untuk membiayai anaknya agar menjadi sukses, tapi setelah anaknya gagal, orangtua tersebut bisa menerima kegagalannya sebagai nasib baik dari Allah.

Semula saya merasa tidak rela kalau hidup ini miskin. Semula saya merasa aib ketika hidup ini tidak berpendidikan tinggi. Akan tetapi, setelah mengalami berbagai teguran atas semua yang dilakukan, saya merasa harus mengubah pemikiran bahwa miskin dan bodoh itu adalah anugerah yang harus selalu disyukuri.

Semoga tulisan ini tidak disalah-artikan sehingga membuat kita ingin menjadi pengangguran ataupun pemalas.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment