Soal Ujian Dinilai Menghina Gusdur
Setelah
pagi-pagi saya menonton berita tentang adanya soal ujian yang dinilai menghina
Gusdur, siang harinya saya mendengar pembicaraan hangat juga berlangsung antar
para dosen. Mereka ikut mengomentari kasus tersebut.
Kasus ini
sudah mengundang kemarahan kaum nahdhiyin (NU), sehingga menimbulkan demo yang
cukup besar. Pihak terkait dengan pembuatan soal tersebut dituntut untuk
mempertanggung jawabkannya, sekaligus meminta maaf kepada keluarga Gusdur atau
Abdurrahman Wahid.
Para dosen
berusaha mengambil pelajaran dari kasus di atas. Mereka berpesan:
“Berhati-hatilah dalam melakukan suatu tindakan, karena hanya dengan satu
kalimat bisa membuat kegelisahan banyak orang!” Berpikir dan bertindak bijak
harus menjadi perhatian banyak orang dalam berkarya.
Di samping
itu, tidak diharapkan juga dengan kejadian ini membuat para penulis merasa
takut menuangkan idenya. Usaha untuk berbuat yang terbaik masih bisa dijadikan
salah satu solusi akan terhindari dari kesalahan tersebut.
Semoga,
pembelaan terhadap nama baik tokoh agama kecintaan kita ini tidak menimbulkan
emosi yang tidak terkontrol. Koreksi itu perlu dilakukan, tapi harus dilakukan
dengan sangat bijak. Di samping itu, kesalahan tersebut bisa menjadi masukkan
bagi para Nahdliyin agar semakin bijak dalam bertindak, semakin cerdas dalam
menegakkan panji-panji Islam di negeri ini.
Kasus di
atas bukanlah kesalahan seorang diri penulus soal saja, tapi kesalahan
sistematis yang tercermin dari sebagian pemegang kebijakan di bidang pendidikan
di negeri tercinta ini.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
Masalah itu tak bisa dianggap sepele ternyata
ReplyDeleteWah...harus berhati-hati...
....
Betul Pak.
DeleteTapi saya sedang berhati-hati juga jangan sampai tidak berani berbuat apa2 karena takut bermasalah