Menulis Itu
Harus Dilakukan dengan Ikhlas
Orang bilang
pemikiran orang yang muda dan yang sudah tua berbeda. Mungkin sedikit demi
sedikit terjadi juga pada diri saya.
Dulu saya
sangat kritis, sekarang perlahan-lahan ingin mengendalikan kekritisan karena
seringkali mengarah pada menyalahkan orang lain.
Dulu saya
sangat ambisius bercita-cita tinggi, sekarang perlahan-lahan ingin
mengendalikan cita-cita karena seringkali mengarah pada keinginan bukan
keharusan.
Dulu saya
sangat optimisme, sekarang perlahan-lahan ingin melakukan interospeksi dan
mawas diri karena dengan optimisme seringkali lupa kemampuan diri.
Yang terasa
agak nyaman adalah ketika menyikapi segala sesuatu dengan bersyukur kepada
Allah SWT karena setiap ciptaan dan kejadian pasti ada hikmah di baliknya.
Tidak mungkin Allah menciptakan hal yang sia-sia.
Begitu juga
dalam dunia tulis-menulis. Beberapa bulan belakangan ini saya cukup sering
mempublikasikan tulisan secara online. Meskipun sudah berusaha untuk tidak
ambisius, kadang-kadang muncul harapan suatu saat saya akan menikmati
pendapatan dari tulisan online itu.
Namun,
setelah memperhatikan gaya bermain pebisnis online yang membayar saya, ternyata
ada pelajaran bahwa “cukup sulit mencari orang jujur dalam dunia Internet”.
Pendapatan Rp1000,
yang dibayar pada saat pencairan hanya Rp500. Hal ini tidak hanya terjadi di
Indonesia yang dikenal belum terpercaya dalam bisnis online, salah seorang
pengelola web dari Barat juga melakukan hal demikian (sedang saya konfirmasi).
Belum lagi
bayaran yang tidak jelas. Bayangkan saja tulisan yang dipublikasikan mencapai
lebih dari 200, pembayaran hanya di bawah Rp5.000,- Memang kelemahan saya tidak
melakukan promosi selain hanya mengirimkan artikel.
Memperhatikan
dua hal contoh sederhana di atas, saya semakin ingin belajar ikhlas. Ketika
kita sudah berusaha maksimal, tapi hasilnya tidak sesuai harapan, makan kita
tetap harus menerimanya dengan rasa syukur. Tidak mungkin Tuhan membayar murah
perjuangan hamba-Nya.
Dengan kata
lain, apabila menulis hanya berharap uang, sungguh rugi. Selain ada kemungkinan
dibayar kecil, ada kemungkinan juga ditipu dengan bayaran tidak sesuai jumlah
seharusnya. Maka mari menulis karena Allah. Dengan hati yang ikhlas semoga saja
tulisan kita menjadi ibadah.
Apakah
tulisan bisa jadi ibadah?
InsyaAllah.
Mari kita ingat berapa banyak orang yang membaca tulisan kita. Selama website
atau blog yang menampung tulisan kita tidak bangkrut atau dihapus, maka selama
itu tulisan kita terpajang.
Selama
tulisan terpajang di Internet, maka selama itu juga ada kemungkinan dibaca oleh
orang lain. Apabila tulisan kita dibaca orang lain, semoga saja memberikan
manfaat bagi mereka, juga mendatangkan pahala untuk kita.
Kasih sayang
Allah jauh lebih berharga daripada uang semata. Orang lain bisa bersedekah
dengan harta, kenapa kita tidak sedekah dengan berbagi ilmu melalui artikel?
Orang lain bisa bersedekah dengan tenaga, kenapa kita tidak sedekah dengan
keikhlasan dan doa ketika menulis sebuah artikel?
Allah SWT
tidak mungkin menyia-nyiakan karya hamba-Nya yang dikerjakan dengan hati yang
ikhlas.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment