Peminat belajar bahasa Mandarin atau
bahasa China terdengarnya semakin banyak. Orang Indonesia juga semakin banyak
yang ingin berkunjung ke negeri Tirai Bambu tersebut. Kuliahpun ingin di sana.
Kursus bahasa Mandarin semakin
bertambah. Kajiannya dilakukan di beberapa universitas. Bahkan saya sempat
membaca bahwa bahasa Mandarin diajarkan kepada siswa SLTA jurusan Bahasa.
Di samping itu, kekuatan China
semakin menampakkan taringnya. Kekuatan militer dan bisnis tampil melompati
negara-negara maju Eropa dan Amerika.
Apakah hal di atas pertanda bahasa
Mandarin juga akan mengalahkan bahasa Inggris dalam posisinya sebagai bahasa
nomor satu dunia?
Kalau berkata mungkin, memang
mungkin saja. Tapi, kalau ditanya, kapan? Ini sulit diperoleh jawabannya.
Yang menjadi kendala utama dalam
belajar bahasa Mandarin adalah teksnya ditulis dalam huruf-huruf Kanji. Huruf
ini membuat pemula mungkin kesulitan untuk belajar secara otodidak.
Kalau untuk level percakapan mungkin
dapat dikuasai relatif lebih cepat. Namun apabila sampai memahami teks-teks
ilmiah ataupun fiksi, saya menduga membutuhkan waktu dan perjuangan yang lama.
Bahkan untuk saya sendiri (kalau mau), kemungkinan akan membutuhkan waktu lebih
lama daripada belajar bahasa Inggris.
Kebijakan Indonesia juga
berpengaruh. Sekarang bahasa Inggris saja sudah dicabut dari kurikulum Sekolah
Dasar, apalagi bahasa Mandarin.
Di samping itu, dunia Internet juga
sudah banyak didominasi oleh bahasa Inggris. Padahal ke depan, era digital
sudah tidak akan terbantahkan lagi. Bahkan saya merenungkan bahwa bahasa
Inggris saja yang sudah bertahun-tahun menjadi nomor satu dunia, sampai saat
ini relatif belum berhasil mensukseskan Inggrisisasi bangsa Indonesia.
Terbukti, masih banyak mahasiswa
yang tidak memahami bahasa Inggris, padahal banyak referensi menggunakan bahasa
asing tersebut.
Lalu, kapan bahasa Mandarin berjaya
di peringkat satu?
Kita tunggu jawabannya seiring sang
waktu bergulir. J
No comments:
Post a Comment