Saya terperanjat membaca bahwa
Anggito Abi Manyu yang terkenal cerdas dalam urusan ekonomi ini sedang
bermasalah terkait isu artikel plagiat yang beliau kirimkan ke salah satu surat
kabar nasional.
Setelah artikelnya diterbitkan di
Kompas, salah seorang mencurigainya bahwa artikel tersebut plagiat karena sudah
ada artikel yang nyaris sama telah dipublikasikan sebelumnya. Negeri Kompasiana
pun ikut ramai membahas kasus ini. Komentar-komentar miringpun tak dapat
terelakan.
Pak Anggito sendiri sudah menyatakan
permintaan maaf, tapi beliau membantah telah melakukan plagiarisme. Walaupun
demikian, beliau menganggap kesalahan tersebut fatal, dan mungkin ini juga yang
membuatnya ingin mengundurkan diri sebagai dosen UGM.
Beliau juga menambahkan bahwa
kesalahannya karena salah kirim file. Komentar di Kompasana berkata kira-kira
begini: “Kok, bisa tertukar file atau jangan-jangan dibuat oleh ghost writer?”
Sebenarnya saya juga tidak mau masuk
terlalu dalam terkait kasus ini. Hanya ada sedikit pendapat ringan bahwa:
Seandainya, plagiarisme tersebut
dilakukan oleh Pak Abdi Manyu, ini menjadi pelajar besar bagi dunia kampus.
Orang sehebat beliau sudah terlibat plagiat, bagaimana akademisi ecek-ecek?
Meskipun saya berusaha keras untuk
tidak melakukan plagiarisme sejauh keilmuan yang saya miliki, tapi tetap saya
juga belum bisa menjamin bahwa tulisan saya, termasuk di blog ini terbebas dari
plagiat, meskipun sering mencantumkan sumbernya dengan cukup lengkap.
Dengan tidak ada jaminan saya bebas
dari plagiat, sehingga saya juga tidak ingin ikut-ikutan mencemooh Pak Abi.
Kadang-kadang saya terpikir negatif ke orang-orang yang berkomentar sangat
negate: “Jangan-jangan mereka belum pernah membuat tulisan?” hmmmm
No comments:
Post a Comment