Thales
dari Melitus (625-545 S.M.)
Orang
pertama yang mengajukan pertanyaan tentang zat (matter) adalah Thales, seorang
filusuf Yunani. Dia melakukan banyak karya dalam astronomi dan matematika.
Dia lahir di
kota perdagangan kecil pantai Ionian yang disebut Miletus. Thales (dilafalkan
Thay-lees) dipercaya melakukan perjalanan ke Mesir di mana dia belajar geometri
dan astronomi dari orang-orang Mesir.
Dia diakui
dengan keahliannya membawa pengetahuan ini ke Yunani. Dia menggunakan apa yang
dia ketahui tentang bintang-bintang untuk keunggulannya. Sebuah cerita
menyatakan bahwa dia membeli alat pemeras Zaitun karena dia memprediksikan
hasil panen Zaitun yang besar. Dia benar. Dia menghasilkan banyak uang dengan
menjual minyak Zaitun ke setiap orang.
Thales
percaya bahwa air adalah unit dasar dari zat. Dia berpikir bahwa segala sesuatu
di alam ini berasal dari air. Thales juga merasakan bahwa air dapat masuk ke
dalam bumi dan jenis zat lain.
Thales
adalah salah satu orang pertama yang berbicara tentang astronomi dan sains lain
sebagai perilaku natural. Dia tidak percaya bahwa tuhan-tuhan memiliki pengaruh
pada tanah, udara, air pasang, atau bintang.
Anaximander
(sekitar 610-547 S.M.)
Banyak para
filusuf pada waktu itu mencari esensi (atau ide) dari semua hal. Tersusun dari
apa segala sesuatu itu? Anaximander datang bersama ide “the Boundless” atau
“the Ultimate.”
Sayangnya,
dia tidak pernah menjelaskan apa ide tersebut. Ini tidak banyak membantu
orang-orang. Anaximander juga mengkaji astronomi. Dia percaya bahwa bumi
menggantung pada sebuah tempat.
Dia juga
mencoba menjelaskan kenapa bumi tidak jatuh. Ide-ide ini mengharuskan adanya
keseimbangan dengan semua benda angkasa.
Anaximenes
(550-475 S.M.)
Berbeda
dengan Thales, Anazimenes percaya bahwa udara adalah substansi dasar dari zat.
Ketika udara dicairkan, maka ia akan menjadi api. Jika udara dipadatkan, maka
ia akan menjadi angin dan awan. Lebih padat lagi, maka ia akan mengasilkan air
dan tanah serta batu.
Banyak
proses alami dijelaskan dengan teori ini. Ketika kita memperoleh guntur dan
kilat, itu berasal dari angin yang memecah awan-awan. Pelangi terjadi ketika
sinar matahari mengenai awan. Gempa bumi terjadi ketika tanah mengering setelah
badai hujan.
Sumber:
Introduction
to Philosophy. Hlm. 1-30, file: kog-phil-chem-1a-sample.pdf
No comments:
Post a Comment