Baiklah, kita
perhatikan contoh kalimat bahasa Arab yang menunjukkan perubahan Jumlah
Ismiyyah menjadi Jumlah Fi’liyah dalam bentuk Jamak untuk Mudzakar (laki-laki)
berikut ini:
Jumlah Ismiyyah
Jamak untuk Mudzakar
الْجُنْدِيُّوْنَ اِقْتَتَلُوْا
Para tentara itu telah
berperang
Kita ubah
menjadi Jumlah Fi’liyah Jamak untuk Mudzakar
اِقْتَتَلَ الْجُنْدِيُّوْنَ
Telah berperang, para tentara
itu
Satu lagi
contohnya:
Jumlah Ismiyyah
Jamak untuk Mudzakar
النَّشْئُوْنَ صَانَعُوْا
Para pemuda itu telah merayu
Kita ubah
menjadi Jumlah Fi’liyah Jamak untuk Mudzakar
صَانَعَ النَّشْئُوْنَ
Telah merayu, para pemuda itu
Setelah
memperhatikan contoh Jumlah Fi’liyyah di atas, jelaslah sudah bahwa fi’il yang
digunakan cukup mufrad (seperti untuk dlammir huwa), walaupun isimnya mutsanna
atau jamak.
Akan tetapi,
kalau isimnya (atau biasa disebut isim fa’il) memiliki ciri mu `annats (perempuan), maka fi’ilnya juga
harus mu`annats, namun tetap dalam bentuk mufrad untuk dlammir hiya.
Kamus Kecil
Bahasa Inggris
Tentara: soldier
Berperang: wage
war
Pemuda: young
man
Merayu: attempt
to persuade
Example:
The young man
attempts to persuade a beautiful girl in a shopping center.
(Pemuda itu
merayu gadis cantik di pusat belanja)
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment