Hello Katabah!
Singkatnya waktu
berkunjung ke kampung halaman membuat Abah tidak cukup jalan-jalan
memperhatikan lingkungan sekitar. (Kayak orang penting saja ya…ha..ha..).
Ada kabar bahwa anak-anak
SMPN Cisewu harus menggunakan jalan alternatif menerobos kebun orang lain yang
kurang nyaman untuk dilalui. Kenapa?
Ini ceritanya:
Sebelum ada SMKN Cisewu,
bangunan yang ada semuanya milik SMPN Cisewu. Ini yang Abah lihat kasat mata,
tapi Abah tidak tahu di sertifikat tanah atau pembukuan resminya. Ini
berlangsung puluhan tahun. Setidaknya, sejak Abah lahir hingga lulus kuliah,
SMK masih belum ada.
Beberapa tahun yang
lalu, SMKN Cisewu berdiri menggunakan sebagian gedung SMPN Cisewu. Agar lebih mudah
dibayangkan:
Dulu, gedung SMP
mencakup 2 bagian, yakni Bagian A dan Bagian B. Abah menyebutnya, SMP tongoh
(yang di bagian atas) dan SMP landeuh (yang ada di bagian bawahnya). Posisi
kedua lokasi tersebut seperti sawah (berbentuk seperti terasering atau jalan
bertangga).
Karena gedung SMP
Landeuhnya digunakan SMK, maka dipasanglah sekat sehingga anak-anak SMP tidak
bisa masuk ke lokasi SMK, atau sebaliknya. Mungkin ini untuk menghindari
kalau-kalau ada ketegangan antar kedua sekolah. Di kota kan suka ada tawuran
antar sekolah. Mungkin ini untuk menghindari tawuran juga dan demi kenyamanan
saja ya…
Namun, yang disayangkan
adalah anak-anak SMP dulunya biasa pergi-pulang melewati halaman tengah SMP
Landeuh (sekarang SMK) kini tidak bisa lagi dan harus melewati kebun warga.
Sebetulnya pindah jalan
pulang itu tidak masalah. Namun, jika jalannya tidak dibangun kan cukup
memprihatinkan juga, seperti tidak ada tanda hubungan baik antar SMK dan SMP
deh. Gitu menurut Abah mah. Di sisi lain SMK terus melakukan pembangunan.
Padahal dulu SMP Tongoh
dan Landeuh kan satu kepala dan satu manajemen sekolah. Para siswa dari SMP
Tongoh jajan ke kantin SMP Landeuh juga. Sekarang kantin bareng-bareng pun
sudah tidak bisa.
Kalau kabar di atas
benar-benar terjadi, semoga segera ada langkah yang lebih baik deh. Minimal
anak-anak SMP diberikan jalan khusus ke samping SMK yang lebih nyaman gitu...baik
menggunakan biaya dari SMK maupun dari SMP sendiri. Sebaiknya bareng-bareng,
tapi akan lebih baik lagi jika uangnya dari SMK ya…he..he..
Syukur-syukur kalau
kabar tersebut tidak benar. Ini lebih melegakan hati Abah lagi.
Pesan Penting:
Tulisan ini dibuat
memang terkait dengan SMKN Cisewu Garut yang jauh dari kota. Tapi bisa juga
dijadikan masukan oleh orang-orang kota yang hendak membangun suatu sekolah,
perusahaan atau bangunan lain. Setidaknya, kita membangun suatu gedung harus
benar-benar memperhatikan lingkungan sekitar. Bukan hanya untung rugi dan
kenyaman kita sendiri, tapi kenyamanan warga sekitar yang sudah lama tinggal
pun sama pentingnya.
Misal, kita membangun rumah
yang memotong jalan kecil warga. Secara hukum tertulis memang tidak ada
kewajiban mengganti jalan warga karena toh mereka juga bertahun-tahun
menggunakan tanah kita untuk jalannya.
Namun, dalam hidup
bermasyarakat tidaklah demikian. Akan menjadi suatu kebahagiaan ketika ada
orang lain merasakan manfaat walaupun hanya menggunakan jalan setapak di atas
tanah milik kita, bukan?
Baca juga:
No comments:
Post a Comment