Saya termasuk salah satu yang merasa senang dengan adanya program-program peningkatan kualitas guru dan dosen melalui MBKM. Akan tetapi, kita tetap harus bijak mengikutinya.
Salah satu yang muncul bersama ramainya MBKM adalah ada calon guru penggerak. Guru yang lolos seleksi yang mengikuti pembelajaran online selama 6 bulan. Memang ada kabar akan diberikan uang transport tapi besarannya "tidak dipastikan" (hanya dari mulut ke mulut).
Istri saya mengikuti pelatihan/pembelajaran Calon Guru Penggerak (CGP) tahun 2023 ini. Baru dua hari ikut, saya menilainya sangat menyita waktu, saya pun kaget. Satu sisi ingin mendukung keilmuan istri, sisi lain keluarga, terutama anak sangat membutuhkan "kehadiran" ibu.
Selama dua hari itu, jadwal pembelajaran online diselenggarakan dari pukul 16.00 WIB sampai sekitar magrib. Disambung setelah Isya diskusi bersama teman-teman sesama CGP. Ada kabar bahwa hari ketiga akan diselenggarakan mulai pukul 13.00 WIB sampai sekitar Asar.
Dengan jadwal seperti itu membuat saya bingung mengkondisikannya. Saya kerja. Istri tetap ngajar. Selama ngajar, anak diasuh oleh neneknya. Istri saya pulang dari ngajar, langsung siap-siap mengikuti pembelajaran online CGP. Alhasil putra tercinta tak sempat mendapatkan asuhan terbaik dari ibunya.
Asuhan terbaik ibu antara lain: makan, main, dan belajar. Kebetulan putra saya usia 32 bulan sudah senang belajar membaca alfabet dan angka-angka. Bagi saya, usia ini sangat membutuhkan kehadiran ibu. Oleh karena itu, dengan berat hati, saya memohon istri saya untuk mengundurkan diri.
Dengan cerita di atas, sementara ini, saya mengambil kesimpulan bahwa ibu-ibu yang punya anak balita sebaiknya tidak mengikuti CGP. Tolong koreksi saya bila keliru ya... :)
Pesan selanjutnya, program ini juga mungkin perlu direnungkan kembali (saya sendiri belum banyak tahu tentang CGP). Tugas utama guru itu mendidik siswa di sekolahnya. Tugas utama ibu dalam pembelajaran itu mendidik anaknya di keluarga. Kalau pelatihan CGP menyita waktu untuk anak dan siswanya, saya yakin pasti ada yang keliru, baik keliru konsep CGP-nya ataupun keliru guru dalam mengikuti CGP-nya.
Semoga pelaksanaan pelatihan CGP ada perbaikan lagi, agar guru-guru perempuan yang punya anak kecil dapat mengikuti dengan tetap kondusif dan ceria.hehe
No comments:
Post a Comment