Artificial Intelligence (AI) sudah hadir. Hanya dengan kehadiran Chat GPT dan Gemini saja kemungkinan gaya belajar sudah berubah drastis.
Dulu, "orang-orang malas" mencari contekan dari kertas, buku, atau tanya teman. Setelah hadir Google Search, cari contekan dari Google sehingga terkenal istilah "copas" (Copy Paste).
Sampai era Copas juga tidak sedikit hasil ketikan mahasiswa tidak rapi karena mereka malas berpikir dan malas belajar sehingga merapikan ketikan saja tidak mau. Ini berlaku bagi orang-orang malas.
Kini, hadirlah AI. Banyak orang, termasuk mahasiswa beralih dari Google Search ke Chat GPT. Mereka hanya buka web, langsung tanya yang mereka ingin tanyakan. Setelah itu Copas.
Di Google Search, orang masih harus mencari jawaban dari yang sesuai dengan yang dicari.
Di Chat GPT, orang langsung mendapatkan jawabannya seperti jawaban dari teman. Kemudian, copas ke Microsoft Word.
Walaupun hasil dari Chat GPT belum tentu benar, tapi kebanyakan benar. Bagi para pemalas, tidak semua benar juga gak apa-apa yang penting tugas selesai, kan?
Tantangan saat ini adalah khawatir otak para pengguna AI jadi kosong. Mereka tidak pernah belajar berpikir keras ataupun menghapal. Bahkan mengetik banyak juga tidak.
Orang-orang dulu saking rajinnya mereka menghapal daftar pustaka, menghapal definisi-definisi dan teori yang disajikan dalam mata kuliah.
Sekarang? Generasi saya saja sudah sedikit yang peduli dengan buku. Bagaimana nasib mahasiswa sekarang? Buku dan pulpen tergantikan dengan IT. Haruskah kepala sarjana kita kosong tergantikan AI. Mari kita waspada.
Jujurlah pada diri ini, ada saatnya kita bertanya-tanya bagaimana orang terdahulu belajar. Contohlah mereka untuk beberapa kondisi agar kombinasi cara Belajar sebelum dan saat zaman AI mewujudkan kemampuan belajar lebih hebat.
No comments:
Post a Comment