Jurusan Sistem Informasi Itu Mudah

Kalau bicara kuliah mudah atau sulit, saya kira semua jurusan sebenarnya punya kemudahan dan kesulitan tersendiri.

Dulu, saat saya merasa sulit belajar di Program Studi (Prodi) Sistem Informasi, saya mencoba baca-baca buku di luar komputer, kemudian merenungkannya.

Antara lain saya merenungkan bahwa manajemen itu mudah, pendidikan bahasa Inggris itu mudah, sastra Sunda itu mudah, dll. Ternyata, manajemen bisa ad perhitungannya, bahasa Inggris sudah jelas bahasa asing juga ada analisis seperti tingkat kesulitan soal, sastra Sunda ya harus menulis karya sastra seperti puisi atau novel di mana mahasiswa sastra terdengar tidak jago juga.

Dari situlah, saya fokus ke Sistem Informasi (SI) walaupun gak langsung fokus karena kadang saya tertarik beberapa bahasa asing dan agama.

Setelah bertahun-tahun kuliah dan belajar seputar komputer, saya melihat teman-teman mahasiswa SI tertariknya hal-hal teknis sementara saya kadang tertarik untuk berfikir politik, sosial, pendidikan, negara, dll.

Secara perlahan, saya menentukan arah sendiri dalam dunia komputer. Setelah bekerja, rata-rata teman saya sangat antusias mendengar data science, data mining, IoT, dan topik teknis lainnya.

Sementara saya tertarik pada komputer yang dihubungkan dengan aspek-aspek sosial, seperti peran IT dalam politik, peran IT dalam dakwah, peran IT dalam membangun desa, dll. Saya beralasan bahwa Indonesia masih butuh fasilitas IT yang terjangkau untuk memberikan solusi di masyarakat, tidak selalu hanya menunggu produk IT anggaran milyaran rupiah.

Yang lebih menguatkan lagi, kampus IT belum tentu punya fasilitas IT yang dapat mengoptimalkan pelayanan kampus. Ini berarti masalahnya bukan di IT tapi Sumber Daya Manusia (SDM).

Sekarang, saya mencoba mewarnai kerangka berfikir mahasiswa saat menyusun skripsi bahwa skripsi prodi SI bukan hanya membuat aplikasi komputer tapi harus belajar menceritakan hasil analisis dengan gaya yang lebih bervariasi, bukan sekedar membuat UML Diagram.