Buat mahasiswa jurusan Sistem Informasi yang ingin skripsinya hanya sampai perancangan, tidak sampai ngoding, cara ini bisa jadi alternatif.
Tahapan waterfall itu ada analisis, desain, coding (implementasi). Kalau kita membuat isi analisis atau desain sama dengan skripsi yang ada aplikasinya berarti kualitas skripsi kita di bawah skripsi yang ngoding, kan?
Padahal skripsi itu 6 SKS. Kalau nilainya B bisa mengurangi nilai IPK cukup besar (sekitar 2 mata kuliah 3 SKS).
Betulkah nilai skripsi kita ingin di bawah yang ngoding? Saya tidak yakin. Inginnya nilai sama atau bahkan lebih bagus.hehe
Agar kualitas skripsi tanpa ngoding tetap berkualitas, harus ada usaha lebih dalam tahapan analisisnya.
Kalau skripsi ngoding pada tahap analisis hanya ada UML Diagram, maka yang tanpa ngoding perdalam dan sajikan hasil analisis selain UML Diagram (Use Case, dll.).
Misalnya, sebelum use case diagram, Kita bisa menyajikan hasil pengumpulan data melalui wawancara, observasi, atau kuesioner.
Kalau penyajian hasil wawancara dilakukan dengan baik, sebenarnya sudah bisa jadi satu skripsi. Ini sebagai pijakannya bahwa kualitas skripsi tanpa ngoding itu keren juga.
Dalam karya tulis ilmiah, wawancara yang lengkap itu bisa menjadi teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif.
Walaupun tanpa ngoding dan tidak banyak ngintung, skripsi dengan pendekatan kualitatif syah menjadi skripsi yang keren.😁
Isi wawancara munculkan di bab 4. Buatkan inti hasil wawancara dalam bentuk gambar dan deskripsi. Setelah selesai membahas hasil wawancara terkait Sistem berjalan, kemudian sajikan dalam diagram use case dan diagram seterusnya.
Setelah selesai UML, sajikan hasil perancangan/desain aplikasi yang telah Kita buat, seperti yang dihasilkan dari Figma.
Saya menyebut cara ini analisis untuk Perancangan Sistem informasi. Nanti, ada lagi analisis setelah perancangan Sistem Informasi yang biasa saya sebut UI Testing.
No comments:
Post a Comment