Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Wednesday, July 30, 2014

Semua Kejahatan Itu Berasal Dari Setan, Benarkah?



Tulisan ini bukan untuk diikuti, tapi untuk direnungkan. Bukan untuk menggoyahkan keimanan anda, tapi sebagai pemberitahuan bahwa pemikiran seperti ini pernah dimiliki oleh seorang manusia di muka bumi ini.

Bagi teman-teman yang anti pemikiran berbeda (fanatik buta), tidak perlu melanjutkan tulisan ini. Namun bagi teman-teman yang masih memiliki kepala dingin, silahkan lanjutkan membacanya. :)




Saat ini serangan Israel masih membabi-buta, sehingga warga sipil Palestina banyak yang menjadi korban. Sebagian Muslim Indonesia bereaksi keras terhadap Israel. Bahkan sangat marah terhadap Zionis.

Kemerahan besar sebagian umat Islam terhadap Zionis mengingatkan saya bahwa banyak umat Islam yang sangat marah terhadap setan dan tampak ingin menjadi musuh setan terdepan.

Namun saya heran, berkali-kali muncul pemikiran seperti ini:
Benarkah kita harus memusuhi setan? Setan di sini dimaknai sebagai makhluk seperti halnya jin, bukan sifat.

Benarkah semua keburukan berasal dari setan?

Pertanyaan pertama di atas pernah saya lontarkan kepada seorang profesor komputer namun dikenal sebagai ustadz. Beliau membenarkan bahwa kita harus memusuhi setan dengan dalil bahwa “setan itu musuh yang nyata bagimu.”

Pertanyaan kedua juga pernah saya lontarkan kepada teman yang dikenal sebagai ustadz di sebuah pesantren cukup besar. Beliau juga membenarkannya. Namun saya melanjutkan pertanyaan tersebut seperti ini:

Saya: “Kita sepakat bahwa semua kebaikan itu berasal dari Tuhan, kan?”
Teman: “Ya.”

Saya: “Kalau semua kejahatan dari setan. Lalu kejahatan setan dari mana, apakah menciptakannya sendiri? Bukankah yang Maha Pencipta itu hanya satu, Tuhan? Bukankah setan itu diciptakan oleh Tuhan?”

Saya melanjutkan pertanyaan lagi: “Kalau semua kejahatan diciptakan oleh setan berarti setan itu lebih sakti dari Tuhan dalam bidang keburukan. Tidakkah itu keliru?”

Sementara itu, saya berkeyakinan bahwa setan juga berada dalam kuasa Tuhan. Sehingga apabila setan membisikkan kejahatan kepada manusia, namun Tuhan tidak menghendakinya, maka kejahatan tersebut tidak akan dilakukan oleh manusia.

Setelah agak panjang berdiskusi, akhirnya temanku menjawab: “Pada hakikatnya kebaikan dan keburukan itu berasal dari Tuhan karena setan juga diciptakan oleh Tuhan. Namun secara etika, kita tidak etis menyebutkan keburukan dari Tuhan.”

Saya setuju dengan jawaban kedua ini. Namun saya kurang setuju dengan jawaban pada pertanyaan pertama. Pemahaman saya sebagai orang awam begini: Kita tidak boleh memusuhi setan karena memusuhi itu akan merusak hati kita sendiri karena akan menyebabkan kemarahan besar. Padahal marah besar (emosional) itu kan dilarang.

Kalau menyebutkan bahwa setan itu memusuhi kita, saya setuju. Jadi, kita cukup mengetahui bahwa setan itu musuh (yang memusuhi) kita. Kemudian kita harus menangkis segala serangan kejahatan setan, bukan untuk memusuhi setan tapi agar kita selamat saja.

Imbas dari pemikiran di atas menyebabkan saya tidak mau marah besar terhadap setiap keburukan/kejahatan seseorang karena saya menduga bahwa suatu kejahatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari campur tangan Tuhan.

Kalau Tuhan tidak menghendaki keburukan, kenapa tidak dicegah saja rayuan setan itu?

Tuhan tidak akan merubah suatu kaum selama kaum tersebut tidak mau mengubah dirinya sendiri. Ah, nyatanya ada orang yang ingin sekali berubah menjadi orang baik, tapi tetap saja sulit. Tidak percaya, silahkan tanya orang-orang miskin di sekitar anda, apakah mereka tidak ingin berubah menjadi yang lebih baik?

Apakah dengan keburukan yang terjadi, saya menyalahkan Tuhan? TIDAK karena itu hak Tuhan. Namun apabila semua keburukan, kejahatan, dan kegagalan dianggap kesalahan 100% manusia atau setan, itu saya tidak setuju. Kan yang menggerakkan (menghidupkan) manusia jahat itu Tuhan? Yang menggerakkan (menghidupkan) setan juga Tuhan?

Apa dampak positif pemikiran di atas? Pemahaman di atas membuat saya tidak mau marah buta terhadap setiap kajahatan. Seharusnya bagi saya, yang terpenting adalah bagaimana suatu kejahatan orang lain menjadi pelajaran buat saya untuk semakin dekat dengan Tuhan. Bukan untuk memurkai orang jahat? Bukan untuk mengkambing-hitamkan setan?

Sampai-sampai saya sempat bertanya pada diri sendiri: “Apakah setan benar-benar tidak ingin menjadi makhluk yang baik? Ataukah mereka terus jahat karena memang sudah dikutuk oleh Tuhan?”
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment