Tulisan ini bukan untuk diikuti, tapi untuk direnungkan. Bukan
untuk menggoyahkan keimanan anda, tapi sebagai pemberitahuan bahwa pemikiran
seperti ini pernah dimiliki oleh seorang manusia di muka bumi ini.
Bagi teman-teman yang anti pemikiran berbeda (fanatik buta), tidak
perlu melanjutkan tulisan ini. Namun bagi teman-teman yang masih memiliki
kepala dingin, silahkan lanjutkan membacanya. :)
Saat ini serangan Israel masih membabi-buta, sehingga warga
sipil Palestina banyak yang menjadi korban. Sebagian Muslim Indonesia bereaksi
keras terhadap Israel. Bahkan sangat marah terhadap Zionis.
Kemerahan besar sebagian umat Islam terhadap Zionis
mengingatkan saya bahwa banyak umat Islam yang sangat marah terhadap setan dan tampak
ingin menjadi musuh setan terdepan.
Namun saya heran, berkali-kali muncul pemikiran seperti ini:
Benarkah kita harus memusuhi setan? Setan di sini dimaknai
sebagai makhluk seperti halnya jin, bukan sifat.
Benarkah semua keburukan berasal dari setan?
Pertanyaan pertama di atas pernah saya lontarkan kepada seorang
profesor komputer namun dikenal sebagai ustadz. Beliau membenarkan bahwa kita
harus memusuhi setan dengan dalil bahwa “setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Pertanyaan kedua juga pernah saya lontarkan kepada teman yang
dikenal sebagai ustadz di sebuah pesantren cukup besar. Beliau juga
membenarkannya. Namun saya melanjutkan pertanyaan tersebut seperti ini:
Saya: “Kita sepakat bahwa semua kebaikan itu berasal dari
Tuhan, kan?”
Teman: “Ya.”
Saya: “Kalau semua kejahatan dari setan. Lalu kejahatan setan
dari mana, apakah menciptakannya sendiri? Bukankah yang Maha Pencipta itu hanya
satu, Tuhan? Bukankah setan itu diciptakan oleh Tuhan?”
Saya melanjutkan pertanyaan lagi: “Kalau semua kejahatan diciptakan
oleh setan berarti setan itu lebih sakti dari Tuhan dalam bidang keburukan.
Tidakkah itu keliru?”
Sementara itu, saya berkeyakinan bahwa setan juga berada
dalam kuasa Tuhan. Sehingga apabila setan membisikkan kejahatan kepada manusia,
namun Tuhan tidak menghendakinya, maka kejahatan tersebut tidak akan dilakukan
oleh manusia.
Setelah agak panjang berdiskusi, akhirnya temanku menjawab: “Pada
hakikatnya kebaikan dan keburukan itu berasal dari Tuhan karena setan juga
diciptakan oleh Tuhan. Namun secara etika, kita tidak etis menyebutkan
keburukan dari Tuhan.”
Saya setuju dengan jawaban kedua ini. Namun saya kurang
setuju dengan jawaban pada pertanyaan pertama. Pemahaman saya sebagai orang
awam begini: Kita tidak boleh memusuhi setan karena memusuhi itu akan merusak
hati kita sendiri karena akan menyebabkan kemarahan besar. Padahal marah besar
(emosional) itu kan dilarang.
Kalau menyebutkan bahwa setan itu memusuhi kita, saya setuju.
Jadi, kita cukup mengetahui bahwa setan itu musuh (yang memusuhi) kita. Kemudian
kita harus menangkis segala serangan kejahatan setan, bukan untuk memusuhi
setan tapi agar kita selamat saja.
Imbas dari pemikiran di atas menyebabkan saya tidak mau marah
besar terhadap setiap keburukan/kejahatan seseorang karena saya menduga bahwa
suatu kejahatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari campur tangan
Tuhan.
Kalau Tuhan tidak menghendaki keburukan, kenapa tidak dicegah
saja rayuan setan itu?
Tuhan tidak akan merubah suatu kaum selama kaum tersebut
tidak mau mengubah dirinya sendiri. Ah, nyatanya ada orang yang ingin sekali
berubah menjadi orang baik, tapi tetap saja sulit. Tidak percaya, silahkan
tanya orang-orang miskin di sekitar anda, apakah mereka tidak ingin berubah
menjadi yang lebih baik?
Apakah dengan keburukan yang terjadi, saya menyalahkan Tuhan?
TIDAK karena itu hak Tuhan. Namun apabila semua keburukan, kejahatan, dan kegagalan
dianggap kesalahan 100% manusia atau setan, itu saya tidak setuju. Kan yang
menggerakkan (menghidupkan) manusia jahat itu Tuhan? Yang menggerakkan (menghidupkan)
setan juga Tuhan?
Apa dampak positif pemikiran di atas? Pemahaman di atas
membuat saya tidak mau marah buta terhadap setiap kajahatan. Seharusnya bagi
saya, yang terpenting adalah bagaimana suatu kejahatan orang lain menjadi
pelajaran buat saya untuk semakin dekat dengan Tuhan. Bukan untuk memurkai
orang jahat? Bukan untuk mengkambing-hitamkan setan?
Sampai-sampai saya sempat bertanya pada diri sendiri: “Apakah
setan benar-benar tidak ingin menjadi makhluk yang baik? Ataukah mereka terus
jahat karena memang sudah dikutuk oleh Tuhan?”
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment