Kali ini, saya mengutip tata bahasa Jepang dari buku karya Jim
San yang dipublikasikan oleh penerbit Smile-Books. Tebalnya 233 halaman. Kemudian
saya bandingkan dengan grammar bahasa Inggris yang saya pahami.
1. Kata kerja bahasa Jepang diletakkan di akhir kalimat.
Contoh:
Anata wa gohan o tabemasu.
(Kamu makan nasi)
Anata: kamu
Gohan: nasi
Tabemasu: makan
Kalau kosakata bahasa Indonesia menggunakan grammar bahasa
Jepang jadi begini:
Kamu-nasi-makan. (Jadi, acak adul alias acak-acakan ya….)
Wa dan o tidak diterjemahkan. Saya melihat ‘wa’ ini mirip to
be (are, am, is, dll) dalam bahasa Inggris.
2. Keterangan waktu diletakkan sebelum atau sesudah subyek.
Contoh:
Anata wa ima gohan o tabemasu.
(Kamu sekarang makan nasi)
Ima artinya: sekarang, bukan Neng Ima orang Bandung ya…. J
Bisa juga ‘ima’-nya diletakkan sebelum subyek ‘Anata’:
Ima anata wa gohan o tabemasu.
(Sekarang kamu makan nasi)
Kalau dalam bahasa Inggris, keterangan waktu biasanya
diletakkan di akhir kalimat ya… Paling tidak, di awal kalimat. Ada-ada saja
bahasa Keriting ini…
3. Kata benda tidak dibedakan tunggal atau jamaknya.
Padahal dalam bahasa Inggris, kata benda tunggal dan jamak
sangat penting diketahui karena akan berpengaruh pada perubahan kata kerja atau
to be.
4. Tidak memiliki kata sandang seperti the, a, an, any, dll.
Lumayanlah tidak pusing membedakan ‘the’ dan ‘a’. he…he..
5. Kadang-kadang subyek tidak disebutkan, terutama watashi
(saya) dan anata (kamu)
Nah, ini kayaknya aga pusing nih. Tapi saya belum tahu
penggunaannya di Jepang, apakah aturan ini berlaku untuk percakapan saja, atau
termasuk tulisan.
Kayaknya, kalau hanya untuk percakapan memang tidak masalah. Kan
kita juga suka nanya dengan bahasa Indonesia tanpa subyek. Contoh: Makan?
Ngantuk? Selesai?
6. Tidak ada ciri khusus kalimat yang akan datang seperti
Future Tense.
Kalau ini mirip grammar bahasa Arab. Jadi, tidak perlu
bingung karena tidak semua bahasa harus nurut aturan grammar bahasa Inggris
yang memiliki 16 Tenses.
7. Kalimat tanya hanya ditambah ‘ka’.
Contoh:
Kore wa hon desu.
Ini adalah buku.
Kalimat tanyanya menjadi:
Kore wa hon desu ka?
Apakah ini buku?
Positif: Anata wa Tono desu.
(Kamu adalah Tono).
Tanya: Anata wa Tono desu ka?
(Apakah kamu Tono?)
Untuk aturan yang terakhir ini, lumayan mempermudah kita. Rumus
kalimat tanya bahasa Jepang adalah Kalimat biasa (positif) + ka
Contoh:
Kamu – aku – cinta – ka?
Dia – TV – nonton – ka?
Mudah desu ka? He…he..
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment