Dalam buku Ilmu Nahwu biasanya “Inna” dibahas satu bab dengan
“Kaana”. Tentang isim “kaana”, saya sudah membahasnya pada blog ini kemarin.
Saat ini, kita akan memahami penggunaan “inna” dalam bahasa
Arab.
‘Inna’ berfungsi untuk menashabkan (fathah) mubtada dan
merafa’kan (dlammah) khabar.
Contoh:
اِنَّ الْمُدَرِّسَ مُجْتَهِدٌ
(Sesungguhnya guru itu rajin)
إِنَّ عَلِيًّا مُجْتَهِدٌ
(Sesungguhnya Ali itu rajin)
Kata “inna” biasa diterjemahkan sebagai “sesungguhnya”. Adapun
yang dimaksud isim inna pada contoh di atas adalah ‘almudarrisa’ dan ‘Aliyyan’.
Karena ada kata ‘inna’, maka dibaca ‘almudarrisa’, padahal menurut kamus
awalnya ‘almudarrisu’.
Kalau kita mau membandingkan dengan ‘kaana’, maka fungsi ‘inna’
itu kebalikan dari fungsi ‘kaana’. Silahkan baca tulisan yang berjudul “Isim
Kana Bahasa Arab” pada blog ini.
Seperti halnya yang dimiliki ‘kaana’, ‘inna’ juga memiliki
saudara, antara lain:
أَنَّ
Sesungguhnya
كَأَنَّ
Seperti atau
seakan-akan
لَكِنَّ
Tetapi
لَعَلَّ
Mudah-mudahan
لَيْتَ
Mudah-mudahan
Perbedaan antara “la’alla” dan “laita” adalah kata “la’alla”
adalah harapan yang mungkin terjadi, sedangkan kata “laita” adalah harapan yang
tidak mungkin terjadi.
Sumber:
Tata Bahasa Arab Sitematis karya Sukamto & Munawari
(2005).
Related Posts:
* Gelinya Bahasa Arabku!!!
* Anehnya Kalimat Bahasa Arab
* Tata Bahasa Arab Lengkap
* Percakapan Bahasa Arab Lengkap
* Cara Membaca Arab Gundul
Related Posts:
* Gelinya Bahasa Arabku!!!
* Anehnya Kalimat Bahasa Arab
* Tata Bahasa Arab Lengkap
* Percakapan Bahasa Arab Lengkap
* Cara Membaca Arab Gundul
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment