Kana berfungsi untuk merafakan (dlammah) mubtada dan
menashabkan (fathah) khabar.
Contoh:
كَانَ الْمُدَرِّسُ مُجْتَهِدًا
(Guru itu rajin)
Almudarrisu disebut isim kana.
كَانَ زَيْدٌ جَالَسًا
(Zaid duduk)
Zaid disebut isim kana.
Menurut Sukamto dan Munawari (2005), ‘kana’ dapat diterjemahkan
sebagai ‘adalah’ atau ‘terjadi’. Namun pada terjemahan suatu kalimat biasanya
tidak diterjemahkan.
Kata ‘kana’ sendiri termasuk fi’il, sehingga kita suka
mengenal perubahan kata seperti ini:
كَانَ، يَكُوْنُ، كَانَتْ، كُنْ، dll.
Kata bahasa Arab yang berfungsi seperti ‘kana’ biasa disebut
dengan nama saudara kana atau dalam judul bab buku Ilmu Nahwu biasa ditulis “Kana
dan Saudaranya”.
Saudara-sudara kana tersebut antara lain:
لَيْسَ
Bukan atau tidak
صَارَ
menjadi
بَاتَ
Semalaman
أَصْبَحَ
Masuk waktu pagi
أَضْحَى
Masuk waktu dhuha
أَمْسَ
Masuk waktu sore
ظَلَّ
Senantiasa atau masuk waktu siang
مَا زَالَ
Senantiasa
مَا بَرِحَ
Senantiasa
مَا فَتِئَ
Senantiasa
مَا انْفَكَّ
Senantiasa
مَا دَامَ
selamanya
Sumber:
Sukamto I & Munawari A. 2005. Tata Bahasa Arab
Sistematis. Yogyakarta: Nurma Media Idea.
Wahyudin Y. 2002. Mengenal Ilmu Nahwu. Bandung: eLSIP.
Related Posts:
* Anehnya Kalimat Bahasa Arab
* Fi’il Amar (Kata Kerja Perintah) Untuk Pria dan Wanita
* Tata Bahasa Arab Lengkap
* Percakapan Bahasa Arab Lengkap
* Cara Membaca Arab Gundul
Related Posts:
* Anehnya Kalimat Bahasa Arab
* Fi’il Amar (Kata Kerja Perintah) Untuk Pria dan Wanita
* Tata Bahasa Arab Lengkap
* Percakapan Bahasa Arab Lengkap
* Cara Membaca Arab Gundul
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment