Bagi Anda yang ingin menjadi penerjemah mungkin mencari
informasi tentang prospek seorang penerjemah menjadi salah satu yang pernah
dilakukan, bahkan bisa jadi dilakukan berkali-kali, untuk memastikan apakah penerjemah
itu akan menjadi profesi Anda atau bukan?
Di samping pendapat yang memotivasi kita untuk menjadi
penerjemah, ada juga yang mengeluhkan nasib seorang penerjemah.
Apa yang dikeluhkan sebagian penerjemah?
Mereka kecewa karena bayaran penerjemah di Indonesia lebih
murah dibandingkan penerjemah di luar negeri.
Bahkan ada penerjemah lepas yang sudah jago, ia tampak tidak
mau menerima proyek terjemahan karena merasa bayarannya terlalu murah.
Namun saya sendiri memiliki pendapat:
1. Kalau kita memiliki pekerjaan yang lebih bagus dari
penerjemahan, baik dilihat dari sisi finansial maupun minat, silahkan ganti
profesi!
2. Bayaran penerjemah dalam negeri memang lebih murah dari
luar negeri. Namun ini bukan berarti kita harus kecewa dan menunggu bayaran segede
penerjemah luar negeri yang belum datang dalam hidup kita. Bersyukurlah dengan
bayaran yang sudah diperoleh karena masih banyak profesi lain yang bayarannya
jauh lebih kecil.
Ini salah satu alasan yang suka mereka kemukakan: “Kan
menerjemahkan itu butuh kecerdasan, ketekunan, waktu yang tak sebentar, duduk
di depan komputer hampir seharian. Aku belajar terjemahan selama
bertahun-tahun, masa bayarannya kecil?” Kekecewaan ini cenderung dipelihara
oleh para penerjemah yang malas saja. wkwkwk
Jadi, berbahagialah bagi seorang penerjemah. Kita bisa
bekerja di rumah atau di tempat yang kita inginkan tanpa perlu terjebak
kemacetan dan kenaikan BBM. Kegembiraan juga harus dirasakan seorang penerjemah
karena ilmunya senantiasa bertambah dengan banyak karena setiap hari harus
membaca, juga karyanya dibaca oleh orang lain.
Aku penerjemah lepas yang namanya tidak dicantumkan pada
tulisan yang dipublikasikan, rugi dong?
Kita sih maunya narsis melulu….nebeng beken di sampul buku…
Padahal tanpa narsis di buku orang lain pun, kita bisa unjuk
gigi dengan kelihaian penerjemahan melalui berbagai media, seperti blog, profil
penulis pada saat mengirim artikel, profil media sosial, dll. Semua media ini
menjadi peluang personal branding kita sebagai penerjemah profesional.
Lalu, kenapa kita harus menjadi penerjemah yang
merengek-rengek dan cengeng????! J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment