Untuk memudahkan praktek bahasa Arab, baik tulisan maupun
lisan, saya lebih sering menggunakan jumlah fi’liyah karena kata kerjanya
(fi’il) tidak terlalu banyak perubahan.
Mari perhatikan contoh berikut ini:
Jumlah Fi’liyah:
جَلَسَ مُسْلِمٌ
جَلَسَ مُسْلِمَانِ
جَلَسَ مُسْلِمُوْنَ
جَلَسَتْ مُسْلِمَةٌ
جَلَسَتْ مُسْلِمَتَانِ
جَلَسَتْ مُسْلِمَاتٌ
Jumlah Ismiyah:
مُسْلِمٌ جَلَسَ
مُسْلِمَانِ جَلَسَا
مُسْلِمُوْنَ جَلَسُوْا
مُسْلِمَةٌ جَلَسَتْ
مُسْلِمَتَانِ جَلَسَتَا
مُسْلِمَاتٌ جَلَسْنَ
Mari kita perhatikan kata yang kedua (fi’il) pada
contoh-contoh di atas. Kita dengan jelas melihatnya bahwa kata kerja (fi’il)
pada Jumlah Ismiyah selalu berubah sesuai subyeknya.
Sekali lagi, penggunaan jumlah fi’liyah relatif lebih aman
kesalahannnya dari jumlah ismiyah bagi pemula. J
Related Posts:
* Cara Belajar Bahasa Arab Ala Bahasa Inggris
* ‘Masjidil Haram’ Bahasa Arab Yang Salah?
* Tata Bahasa Arab Lengkap
* Percakapan Bahasa Arab Lengkap
* Cara Membaca Arab Gundul
Related Posts:
* Cara Belajar Bahasa Arab Ala Bahasa Inggris
* ‘Masjidil Haram’ Bahasa Arab Yang Salah?
* Tata Bahasa Arab Lengkap
* Percakapan Bahasa Arab Lengkap
* Cara Membaca Arab Gundul
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment