Hello Katabah!
Sekarang kita berbicara tentang kata sifat dalam bahasa Arab.
Istilah yang sangat terkenal untuk menyebut kata sifat bahasa Arab adalah
“Na’at”. Namun demikian, kata “na’at” memiliki sinonim, yaitu “sifat” atau
“sifah”. Dan kata “sifah” ini juga termasuk bahasa Arab, bukan hanya milik
bahasa Indonesia. J
Jadi, kita harus ingat istilah berikut:
Na’at = sifat atau sifah
Man’ut = maushuf (yang disifati).
Na’at biasanya terletak setelah Man’ut, tapi harus
merendeng-rendeng ya…ha..ha…(Merendeng-rendeng itu diambil dari bahasa Sunda,
artinya berhimpitan).
Sebelum dilanjutkan ke pembahasan berikutnya, kita lihat dulu
contoh Na’at dan Man’ut dalam bahasa Arab ini:
بِنْتٌ جَمْيْلَةٌ
(gadis yang
cantik)
Kata “jamilatun” (جَمْيْلَةٌ) disebut na’at, sedangkan kata “bintun” (بِنْتٌ)
disebut man’ut.
Walaupun kata (بِنْتٌ) sekilas seperti mudzakar (laki-laki),
tapi karena artinya “gadis”, maka na’at-nya harus cantik (جَمْيْلَةٌ),
bukan ganteng (جَمْيْلٌ).
مِنْ بِنْتٍ جَمِيْلَةٍ
(dari gadis
yang cantik)
Kata “jamilatin” (جَمِيْلَةٍ) dibaca kasrah akhir karena man’ut-nya
dibaca kasrah pula, bintin (بِنْتٍ).
اَنْظُرُ بِنْتً جَمِيْلَةً
(Saya melihat
gadis yang cantik)
Kata “jamilatan” (جَمِيْلَةً) dibaca fathah akhir karena man’ut-nya
dibaca fathah pula, bintan (بِنْتً).
Kenapa Na’at suka ikut-ikutan berubah sesuai man’ut? Ini ada
ikrar janji setianya:
“Na’at dan Man’ut itu harus sama dalam bentuk: I’rab,
ma’rifat, nakirah, mudzakar, mu`annats, mufrad, tatsniyah atau jamak.”
Di artikel lain, kita akan bahas bersama-sama tentang “Ikrar
janji setia Na’at Man’ut di atas.” Yang jelas, contoh di atas menunjukkan
kesamaan Na’at-Man’ut dalam bentuk: I’rab (dlammah, kasrah, fathah), nakirah
(tanpa alif lam), mu`annats (perempuan), mufrad (tunggal).
OK. Ila liqa! See you later!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
Makasiii
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDelete