Hello Katabah!
Ketika membaca suatu
teks bahasa Arab, saya menemukan hal yang aneh karena ada kata sebelum dan
sesudah huruf wawu memiliki harokat yang berbeda. Kata sebelum wawu berharokat
akhir dlammah, sedangkan kata setelah wawu berharokat akhir fathah. Wawu
tersebut pasti bukan Athaf, ya…?
Yang ingat di kepala,
wawu itu termasuk huruf Athaf (penyambung), artinya “dan”. Namun kalau harokat
akhir dari dua kata yang disambungkannya tidak sama berarti disebut wawu
ma’iyah yang artinya “ketika” atau “bersamaan” karena berada pada posisi maf’ul
ma’ah. Kata “ma’ah” sendiri berasal dari kata “ma’a” yang artinya “bersama”.
Contoh Maf’ul Ma’ah:
شَرِبَ الْمُدَرِّسُ وَ التِّلْمِيْذَ
(Guru itu minum bersamaan dengan murid)
atau
(Guru itu minum ketika murid minum)
وَقَفَ الْوَلَدُ وَ الضِّيْفَ
(Anak laki-laki itu berhenti bersamaan
dengan tamu)
atau
(Anak laki-laki itu berhenti ketika tamu
berhenti)
Yang membedakan wawu
ma’iyah dan athaf adalah kata pertama dibaca
“mudarrisu” (الْمُدَرِّسُ) – diakhiri dlammah, sedangkan kata kedua
dibaca “tilmidza” (التِّلْمِيْذَ) – diakhiri fathah.
Jika wawu pada contoh
nomor satu di atas diubah menjadi wawu athaf, maka menjadi begini:
شَرِبَ الْمُدَرِّسُ وَ التِّلْمِيْذُ
(Guru dan murid itu sudah minum)
Karena ini merupakan
contoh Athaf, maka harokat akhir mudarris dan tilmidz sama, yakni harokat
dlammah (“mudarrisu” dan “tilmidzu”).
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment