Hello Katabah!
Salah satu dalil tentang
“Sabar” yang sangat terkenal adalah yang tercantum pada Q.S. al-Baqarah 2: 153
sebagai berikut:
يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلَوةِ
إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّبِرِيْنَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang
beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.”
[99] Ada pula yang
mengartikan: “Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.”
Memang kalau melihat
arti secara harfiah, terjemahan yang kedua lebih cocok.
Namun yang paling banyak
atau paling populer karena sering dinukil banyak orang adalah penggalan yang
ini:
إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّبِرِيْنَ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar.”
Belajar Bahasa Arab
Dibaca “innallaha” (إِنَّ اللهَ),
bukan “innallahu” karena apabila sebuah kata benda (isim) didahului kata “inna”
(إِنَّ)
yang artinya “sesungguhnya”, maka harus dibaca nashab (fathah). Kata benda di
sini adalah lafadh “Allah” (اللهَ).
Dibaca “shabirina” (الصَّبِرِيْنَ),
bukan “shabiruna” (الصَّبِرُوْنَ) karena kata tersebut didahului kata
“ma’a” (مَعَ).
Kita tahu bahwa kata “ma’a” termasuk dharaf makan (kata depan yang menunjukkan
tempat) sehingga kata benda (isim) yang ada sesudahnya harus jar (kasrah).
Karena “shabiruna” (الصَّبِرُوْنَ) termasuk jamak yang tidak bisa dijarkan
dengan kasrah, maka dijarkanlah dengan huruf ya dan nun.
Seandainya, kata
“shabir” tersebut dalam bentuk tunggal (mufrad), mungkin akan lebih mudah
terlihat perubahannya, yaitu:
الصّابِرُ
مَعَ الصّابِرِ
Artikel Terkait:
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment