Hello Katabah!
Setiap orang tua pasti
menginginkan anaknya shaleh. Allah pun sudah membimbing kita untuk berdoa
kepada-Nya sebagaimana dalam Q.S. Ali ‘Imran 3: 38 berikut ini:
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا
رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ
سَمِيْعُ الدُّعَاءِ
Artinya:
“Di sanalah Zakariya berdoa
kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau
seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".
Ayat di atas merupakan
dalil bahwa kita bisa berdoa untuk mendapatkan anak shaleh dengan mencontoh
Nabi Zakariya.
Namun lafadh doanya ada
di penggalan ini:
رَبِّ هَبْ لِى مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ
الدُّعَاءِ
Cara Baca Dengan Huruf Latin
(Transliterasi Sederhana):
“Robi habli miladunka duriyatan
toyibatan, inaka sami’u du’a.”
Artinya:
“Ya Tuhanku, berilah aku
dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar
doa".
Sebenarnya, inti doa di
atas ada pada teks ini:
رَبِّ هَبْ
لِى مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً
Artinya:
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau
seorang anak yang baik.”
Akan tetapi, kita sudah dibiasakan
bahwa ketika berdoa suka diawali atau diakhiri dengan memuji Tuhan. Ini sebagai
etika dalam berdoa seperti yang ada pada teks ini:
إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ
Artinya:
“Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar
doa".
Belajar Bahasa Arab
Pada penggalan ayat di
atas, saya belajar bahasa Arab tentang Idhafah, yakni pada teks سَمِيْعُ
الدُّعَاءِ.
Kita tahu bahwa ada dua
istilah utama dalam pembahasan Idhafah, yakni mudhaf dan mudhaf ilaih.
Mudhaf ditunjukkan oleh
kata سَمِيْعُ.
Mudhaf ilaih ditunjukkan
oleh kata الدُّعَاءِ.
Idhafah itu:
1. Terjadi apabila kedua
kata berupa isim (kata benda) berdampingan.
2. Kata yang pertama
berharokat akhir dlammah
3. Kata yang kedua
berharokat akhir kasrah
Artikel
Terkait:
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment