Hello Katabah!
Dalil Quran tentang “Allah
tak mengubah suatu kaum, kecuali apabila kaum tersebut mau berubah sendiri
menjadi lebih baik” tercantum pada Q.S. ar-Ra’d [13] : 11:
إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمْ# وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ سُوْءًا فَلَا
مَرَدَّلَهُ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri.# Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya.”
Dalil yang biasa
digunakan oleh orang yang sedang menggebu-gebu memberikan motivasi biasanya
hanya ini:
إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا
بِأَنْفُسِهِمْ
Penggalan dalil di atas
menunjukkan bahwa ikhtiar itu tampak segala-galanya. Namun yang saya sayangkan
adalah sebagian orang meyakini dalil di atas, tapi lupa terhadap dalil bahwa
“Allah SWT meluaskan dan menyempitkan rezeki seseorang sesuai kehendak-Nya.”
Bukankah kelanjutan ayat
di atas juga mengisyaratkan begini:
“Bahwa kita tidak bisa
menolak keburukan apabila Allah berkehendak.”
Makanya, saya lebih
memilih tengah-tengah saja. Takdir Allah ada, ikhtiar pun ada. Karena saya tidak
tahu takdir Allah untuk saya, maka hanya ikhtiarlah yang bisa dilakukan. Adapun
hasilnya? Harus ikhlas menerima apapun hasilnya, baik yang menyenangkan maupun
yang menyedihkan.
Belajar Bahasa Arab
Pada ayat di atas, saya
belajar tentang Isim Inna pada teks:
إِنَّ اللهَ
(Sesungguhnya Allah)
Saya harus ingat bahwa
apabila suatu isim didahului “inna” dan “saudara-saudaranya”, maka harokat
akhirnya harus dibaca nashab (fathah). Dengan demikian, teks di atas tidak
tepat apabila dibaca “innallahu” (إِنَّ اللهُ).
Artikel Terkait:
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment