Hello Katabah!
Kadang-kadang saya
melihat ada orang yang betapa reaktifnya ketika mendengar al-Quran dibacakan
oleh seseorang yang suaranya merdu. Kalimat-kalimat thayyibah pun terucap dari
mulutnya sambil sedikit menggeleng-gelengkan kepala.
Ada juga yang
mendengarkan bacaan al-Quran sambil mata berkaca-kaca seraya mengucapkan:
Allahu akbar…! Subhanallah…! Masya Allah…!
Kebiasaan di atas memang
tidak aneh apalagi setelah mereka tahu bahwa ayat-ayat Quran itu adalah syair
tingkat tinggi yang tidak ada satu pun penyair ulung Quraisy mampu membuat satu
ayat pun.
Suara merdu yang
dilantunkan dengan irama “melankolis” pun kemungkinan besar mampu membuat hati
para pendengar terenyuh.
Ditambah lagi suasana
yang agamis pasti ikut mempengaruhi hati kita. Ketika kita berkumpul bersama
preman di terminal pasti berbeda dengan ketika kita berkumpul bersama kiai
shaleh di mesjid.
Namun, ada sedikit
kekhawatiran. Saya khawatir masih ada orang yang tampak takjub mendengar bacaan
Quran itu hanya terbawa situasi. Mereka tidak mengerti apa maksud dari ayat
yang dibacakan, tapi karena teman-teman di sekitarnya bertakbir, maka ia hanyut
terbawa suasana.
Kekhawatiran ini pernah
saya alami juga. Saya hampir merasa sangat menikmati bacaan Quran. Suaranya
merdu sekali. Untaian katanya indah sekali. Sampai mata saya berkaca-kaca dan
segera ingin menjadi orang shaleh. Tapi sayangnya, saya tidak paham isi bacaan
Quran yang dimaksud.
Akibatnya?
Setelah bacaan Quran itu
selesai dibacakan oleh seorang qari, selesai pula rasa syahdu di dalam hati
ini. Setelah keluar dari mesjid, maka
kembali lagi ke aktivitas sehari-hari yang tidak terlalu kental dengan muatan
spiritual.
Bahkan saya pernah
khawatir,
Jangan-jangan saya bisa
menangis mendengarkan ayat suci al-Quran yang dibacakan dengan nada melankolis
walaupun makna sebenarnya kita dilarang menangis. Enggak etis, kan?
Satu lagi
kekhawatiranku,
Jangan-jangan rasa ingin
menangis ketika mendengar Quran sama dengan rasa ingin menangis ketika
mendengarkan lagu-lagu sedih yang berisi ratapan melankolis histeris.
Semoga kekhawatiran di
atas tidak menimpa kita semua.
Catatan:
Mohon maaf, jika
penggunakan kata “melankolis” terasa kurang tepat karena saya kesulitan mencari
padanan kata untuk menunjukkan bacaan yang bisa membuat orang hanyut terbawa
perasaan, sedih, pilu dan rindu.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|