Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Sunday, January 1, 2012

ASPEK HEURITIC PADA WEB

Banyak literatur sudah dipublikasikan untuk menghasilkan ukuran usability yang berguna, berkisar antara checklist sederhana untuk proses psychometrics yang lebih sulit (Agarwal dan Venkatesh 2002, Kent 2003, Kim, dkk. 2003, dan Palmer 2003). Nielson mengajukan delapan pendekatan yang berbeda untuk mengevaluasi usability: heuristic evaluation, guideline reviews, pluralistic walkthroughs, consistency inspections, standards inspections, cognitive walkthroughs, formal usability inspections, and feature inspections (Agarwal and Venkatesh 2002, p. 170). Bagaimanapun, heuristic evaluation muncul dengan dukungan mayoritas penulis literatur yang sudah direview.


Heuristic evaluations merupakan penilaian yang dilakukan oleh kelompok kecil evaluator terhadap sekelompok pra-penetapan guidelines atau “heuristics” (p. 170). Heuristic evaluation secara khusus dilakukan dalam tiga fase. Pertama menetapkan dasar evaluasi. Dasar atau pedoman itu ditunjukkan dalam berbagai istilah, seperti kriteria, kategori evaluasi, dan faktor kunci. Tiap kategori evaluasi dapat dipecah-pecah lagi menjadi sub-subkategori. Ini adalah untuk memastikan berbagai dimensi kategori utama direpresentasikan dengan baik. Kedua adalah menetapkan relative importance dengan menggunakan weights dan ratings. Evaluator, atau web user, menyediakan relative importance (atau weights) dari kategori-kategori yang berbeda. Fase terakhir adalah para user melakukan rating terhadap berbagai website mengenai kualitas atribut tertentu. Yang membedakan ukuran analitis ini adalah bahwa ia cenderung menilai potensi strategis website daripada orientasi fakta sesudahnya, yang merupakan penyebab web traffic data.

Walaupun popularitas metode heuristik terdapat pertimbangan dan keterbatasan yang berhubungan dengannya, dan tidak harus dipandang sebagai ukuran stand-alone yang sempurna. Contohnya, karakteristik organisasi dan tujuan instrumen mempengaruhi pentingnya evaluator. Prasangka ini dikonfirmasi dalam sebuah studi yang sudah mengevaluasi 21 website yang terdiri atas empat sektor industri yang berbeda: penerbangan, toko buku, perusahaan mobil,dan rental mobil (Kim et al, p. 25). Relative importance dari atribut-atribut tertentu diberi bobot oleh user berubah-ubah dari industri satu ke yang lainnya. Penemuan ini juga mempertimbangkan bahwa rating relative importance merupakan sebuah pengukuran yang baik bagi organisasi untuk menyesuaikan penggunaan website-nya terhadap ekspektasi user. Tambahan untuk karakteristik organisasi, kecenderungan evaluator itu mempengaruhi interpretasi atau interaksi personal dengan subjek pengujian, membuat keobyektifan yang tepat itu sulit dicapai (Agarwal and Venkatesh, p. 170). Dengan demikian, integrasi teknik evaluasi segi banyak direkomendasikan untuk mencapai peningkatan reliabilitas dan validitas. Terlalu banyak kriteria evaluasi usability memunculkan kelemahan konsensus antar peneliti.


Sumber:
Dikutip dan diterjemahkan oleh Komarudin Tasdik (2011) dari Daniels (2004).
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment