Banyak
literatur sudah dipublikasikan untuk menghasilkan ukuran usability yang
berguna, berkisar antara checklist sederhana untuk proses psychometrics
yang lebih sulit (Agarwal dan Venkatesh 2002, Kent 2003, Kim, dkk.
2003, dan Palmer 2003). Nielson mengajukan delapan pendekatan yang
berbeda untuk mengevaluasi usability: heuristic evaluation, guideline reviews, pluralistic walkthroughs, consistency inspections, standards inspections, cognitive walkthroughs, formal usability inspections, and feature inspections (Agarwal and Venkatesh 2002, p. 170). Bagaimanapun, heuristic evaluation muncul dengan dukungan mayoritas penulis literatur yang sudah direview.
Heuristic evaluations merupakan penilaian yang dilakukan oleh kelompok kecil evaluator terhadap sekelompok pra-penetapan guidelines atau “heuristics” (p. 170). Heuristic evaluation
secara khusus dilakukan dalam tiga fase. Pertama menetapkan dasar
evaluasi. Dasar atau pedoman itu ditunjukkan dalam berbagai istilah,
seperti kriteria, kategori evaluasi, dan faktor kunci. Tiap kategori
evaluasi dapat dipecah-pecah lagi menjadi sub-subkategori. Ini adalah
untuk memastikan berbagai dimensi kategori utama direpresentasikan
dengan baik. Kedua adalah menetapkan relative importance dengan
menggunakan weights dan ratings. Evaluator, atau web user, menyediakan
relative importance (atau weights) dari kategori-kategori yang berbeda.
Fase terakhir adalah para user melakukan rating terhadap berbagai
website mengenai kualitas atribut tertentu. Yang membedakan ukuran
analitis ini adalah bahwa ia cenderung menilai potensi strategis website
daripada orientasi fakta sesudahnya, yang merupakan penyebab web
traffic data.
Walaupun
popularitas metode heuristik terdapat pertimbangan dan keterbatasan
yang berhubungan dengannya, dan tidak harus dipandang sebagai ukuran
stand-alone yang sempurna. Contohnya, karakteristik organisasi dan
tujuan instrumen mempengaruhi pentingnya evaluator. Prasangka ini
dikonfirmasi dalam sebuah studi yang sudah mengevaluasi 21 website yang
terdiri atas empat sektor industri yang berbeda: penerbangan, toko buku,
perusahaan mobil,dan rental mobil (Kim et al, p. 25). Relative importance
dari atribut-atribut tertentu diberi bobot oleh user berubah-ubah dari
industri satu ke yang lainnya. Penemuan ini juga mempertimbangkan bahwa rating relative importance
merupakan sebuah pengukuran yang baik bagi organisasi untuk
menyesuaikan penggunaan website-nya terhadap ekspektasi user. Tambahan
untuk karakteristik organisasi, kecenderungan evaluator itu mempengaruhi
interpretasi atau interaksi personal dengan subjek pengujian, membuat
keobyektifan yang tepat itu sulit dicapai (Agarwal and Venkatesh, p. 170).
Dengan demikian, integrasi teknik evaluasi segi banyak direkomendasikan
untuk mencapai peningkatan reliabilitas dan validitas. Terlalu banyak
kriteria evaluasi usability memunculkan kelemahan konsensus antar
peneliti.
Sumber:
Dikutip dan diterjemahkan oleh Komarudin Tasdik (2011) dari Daniels (2004).
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment