Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Sunday, January 1, 2012

TAKSONOMI EFEKTIVITAS WEBSITE

Interpretasi inkonsisten “efektivitas website” oleh para penelitian pasar dan sarjana menjadi upaya yang menjengkelkan untuk menciptakan pengukuran efektivitas website standard dan berarti. Dari beberapa persepsi tentang efektivitas website, taksonomi yang diusulkan oleh Robert merupakan ketersediaan pendekatan sistematik dan berguna. Ia menggunakan karakteristik multidimensi efektivitas dan kompleksitas web dengan mengidentifikasi bidang-bidang yang merupakan efektivitas web: pengukuran usability, traffic dan audience (Robert 2003, hal. 299). Usability menilai pengalaman user dan nilai situs yang dirasakan. Web traffic data—seperti jumlah kunjungan, file yang diminta, dan durasi kunjungan—bisa memungkinkan para marketer untuk mengukur kesuksesan website dengan istilah pengeksposan audience. Performa situs merupakan data operasional seperti down time dan jumlah link yang rusak, penting bagi para teknisi untuk memelihara website pada status operasi yang dapat diterima.


Masalah biasa dari efektivitas website di sektor pemasaran terfokus pada pengukuran traffic dan audience. Sebagaimana Fattah tunjukkan, berbagai web metric telah dianggap penting—jika tidak hanya—“indikator website yang berkaitan dengan potensi kesehatan, pertumbuhan dan penempatan” (Fattah 2000, hal. 1). Daftar traffic data yang dapat dikumpulkan dengan software yang canggih itu besar, dan masih tergantung pada traffic data ketika menghasilkan gambar yang tidak sempurna dan menyesatkan (misleading) dari efektivitas seluruh website. Dari perspektif marketer, web traffic data, seperti waktu yang diberikan pada situs yang ada atau click through rate, tidak menyajikan informasi yang berguna seperti gaya hidup “user” atau psychographic-nya (hal. 1). Data yang tidak akurat bisa sering berasal dari program-program otomatis. Contohnya, log file data dapat dipompa dengan “spiders” atau “bots,” program-program otomatis yang mengakses halaman-halaman web karena berbagai alasan. Sebaliknya, data itu dapat dikurangi ketika halaman-halaman “disembunyikan,” atau disimpan dari website lain (Silber 2002, hal. 162).

Masalah tersebut tidak terbatas pada ketidak-akuratan pengukuran saja. Kekurangan yang lebih besar adalah kecenderungan kuat para marketer untuk menggunakan pengukuran tradisional terhadap efektivitas komunikasi pemasaran (Stewart dan Pavlou 2003, hal. 381) tanpa masuk ke dalam account sebagai atribut unik dalam Internet. Penggunaan ukuran tradisional efektivitas tersebut bukan merupakan sebuah pendekatan tidak logis secara keseluruhan setelah kajian-kajian pada respon konsumen menyarankan bahwa para konsumen tidak merespon dengan dengan cara yang benar-benar berbeda terhadap Internet, paling tidak dengan metric tradisional. Contohnya, iklan web banner dihubungkan terhadap peningkatan signifikan dalam brand dan kesadaran (awareness). Lebih jauh lagi, kompleksitas halaman web dan web experience memiliki efek positif pada sikap terhadap tujuan brand dan pembelian (hal. 381). Meskipun persamaannya, metric seperti itu harus digunakan dengan hati-hati karena “metric- metric tersebut tidak mungkin memiliki implikasi yang sama di dalam konteks interaktif Internet sebagaimana mereka miliki di dalam paradigma yang lebih static yang telah menjadi pedoman pengukuran efek dan efektivitas media tradisional” (hal. 379).


Sumber:
Dikutip dan diterjemahkan oleh Komarudin Tasdik (2011) dari Daniels (2004).
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment