Interpretasi
inkonsisten “efektivitas website” oleh para penelitian pasar dan
sarjana menjadi upaya yang menjengkelkan untuk menciptakan pengukuran
efektivitas website standard dan berarti. Dari beberapa persepsi tentang
efektivitas website, taksonomi yang diusulkan oleh Robert merupakan
ketersediaan pendekatan sistematik dan berguna. Ia menggunakan
karakteristik multidimensi efektivitas dan kompleksitas web dengan
mengidentifikasi bidang-bidang yang merupakan efektivitas web:
pengukuran usability, traffic dan audience (Robert 2003, hal. 299).
Usability menilai pengalaman user dan nilai situs yang dirasakan. Web
traffic data—seperti jumlah kunjungan, file yang diminta, dan durasi
kunjungan—bisa memungkinkan para marketer untuk mengukur kesuksesan
website dengan istilah pengeksposan audience. Performa situs merupakan
data operasional seperti down time dan jumlah link yang rusak, penting
bagi para teknisi untuk memelihara website pada status operasi yang
dapat diterima.
Masalah
biasa dari efektivitas website di sektor pemasaran terfokus pada
pengukuran traffic dan audience. Sebagaimana Fattah tunjukkan, berbagai
web metric telah dianggap penting—jika tidak hanya—“indikator website
yang berkaitan dengan potensi kesehatan, pertumbuhan dan penempatan”
(Fattah 2000, hal. 1). Daftar traffic data yang dapat dikumpulkan dengan
software yang canggih itu besar, dan masih tergantung pada traffic data
ketika menghasilkan gambar yang tidak sempurna dan menyesatkan
(misleading) dari efektivitas seluruh website. Dari perspektif marketer,
web traffic data, seperti waktu yang diberikan pada situs yang ada atau
click through rate, tidak menyajikan informasi yang berguna seperti
gaya hidup “user” atau psychographic-nya (hal. 1). Data yang tidak
akurat bisa sering berasal dari program-program otomatis. Contohnya, log
file data dapat dipompa dengan “spiders” atau “bots,” program-program
otomatis yang mengakses halaman-halaman web karena berbagai alasan.
Sebaliknya, data itu dapat dikurangi ketika halaman-halaman
“disembunyikan,” atau disimpan dari website lain (Silber 2002, hal.
162).
Masalah
tersebut tidak terbatas pada ketidak-akuratan pengukuran saja.
Kekurangan yang lebih besar adalah kecenderungan kuat para marketer
untuk menggunakan pengukuran tradisional terhadap efektivitas komunikasi
pemasaran (Stewart dan Pavlou 2003, hal. 381) tanpa masuk ke dalam
account sebagai atribut unik dalam Internet. Penggunaan ukuran
tradisional efektivitas tersebut bukan merupakan sebuah pendekatan tidak
logis secara keseluruhan setelah kajian-kajian pada respon konsumen
menyarankan bahwa para konsumen tidak merespon dengan dengan cara yang
benar-benar berbeda terhadap Internet, paling tidak dengan metric
tradisional. Contohnya, iklan web banner dihubungkan terhadap
peningkatan signifikan dalam brand dan kesadaran (awareness). Lebih jauh
lagi, kompleksitas halaman web dan web experience memiliki efek positif
pada sikap terhadap tujuan brand dan pembelian (hal. 381). Meskipun
persamaannya, metric seperti itu harus digunakan dengan hati-hati karena
“metric- metric tersebut tidak mungkin memiliki implikasi yang sama di
dalam konteks interaktif Internet sebagaimana mereka miliki di dalam
paradigma yang lebih static yang telah menjadi pedoman pengukuran efek
dan efektivitas media tradisional” (hal. 379).
Sumber:
Dikutip dan diterjemahkan oleh Komarudin Tasdik (2011) dari Daniels (2004).
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment