Di bawah ini sepuluh prinsip-prinsip usability utama, dikembangkan oleh Nielsen (2001) dan koleganya:
1. Visibilitay
status sistem – selalu menjaga user yang diinformasikan tentang apa
selanjutnya, melalui penyediaan feedback yang tepat di dalam waktu yang
tepat.
2. Sesuai
antara sistem dan dunia nyata—berbicara bahasa user, menggunakan
kata-kata, frase dan konsep yang familiar dengan user, lebih baik
daripada terminilogi yang berorientasi sostem.
3. Kontrol
dan kebebasan user—menyediakan cara-cara yang memungkinkan para user
secara mudah keluar dari tempat-tempat yang mereka tidak ingin
menemukannya, dengan menggunakan ‘emergency exits’ yang ditandai dengan
jelas.
4. Konsistensi dan standar—menghindari keheranan user apakah kata-kata, situasi, atau tindakan yang berbeda memaknai hal yang sama.
5. Membantu
user mengenali, mendiagnosa, dan melakukan recover dari
error—menggunakan bahasa biasa/sederhana untuk mendeskripsikan sifat
masalah dan menyarankan sebuah cara penyelesaiannya.
6. Pencegahan error – di manakah kemungkinan pencegahan error pertama kali.
7. Pengenalan lebih baik dari mengingat kembali—menjadikan objek, tindakan, dan pilihan visible.
8. Fleksibilitas
dan efisiensi penggunaan—menyediakan akselerator yang invisible untuk
para user baru, tapi memungkinkan para user yang lebih berpengalaman
menyelesaikan tugas-tugas dengan lebih cepat.
9. Desain yang estetis dan minimalis—menghindari penggunaan informasi yang relevan atau jarang digunakan.
10. Bantuan
dan dokumentasi—menghasilkan informasi yang dapat dengan mudah dicari
dan menghasilkan bantuan dalam sederet langkah konkrit yang dengan mudah
diikuti.
Sumber: 2002. Gaynor, Editor. Interaction Design Beyond Human-Computer Interaction. USA: John Wiley & Sons, Inc.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment