Ketika saya sedang asik menulis, meskipun harus berjuang keras karena
harus menggunakan bahasa Inggris, saya coba mencari informasi tentang Triond.
Bagaimana pendapat orang lain tentang Triond? Apakah mereka ada yang sukses dengan
program tersebut? Apakah mereka banyak yang minat padanya? Apakah Triond dapat
dipercaya?
Pertanyaan-pertanyaan di atas banyak mendapatkan jawaban berdasarkan
pencarian di Google yang menunjukkan bahwa mereka banyak yang berhasil. Bahkan
mereka mengikuti program Paid per Write (dibayar per tulisan, tentunya ada
pertimbangan-pertimbangan tersentu sebagai cara mainnya tersendiri) seperti ini
tidak hanya Triond, tapi masih banyak website penyedia layanan sejenis lainnya.
Dengan banyak artikel yang menyatakan informasi positif tentang Triond,
termasuk pendapat para blogger Indonesia, saya menjadi semakin bersemangat
mempelajarinya lebih mendalam sampir mempublikasikan beberapa artikel padanya.
Memang, selama ini artikel baru mencapai 29 artikel, yang satu masih
pending (belum disetujui), tapi yang kemarin-kemarin, apabila artikel saya
lebih dari 3 buah, maka biasanya ada yang pending dulu, besok harinya disetujui
(di-approve). Entah apa pertimbangannya, layak atau tidak? Plagiat atau bukan?
Atau mencoba membuat antrian untuk stok artikel? Saya belum tahu jawabannya.
Yang jelas, sampai saat ini baru satu artikel yang ditolak, yakni yang berisi tulisan
dengan menggunakan berbagai sumber (dicantumkan referensinya, seperti makalah).
Penolakan artikel tersebut hampir satu tahun ke belakang, ketika pertama kali
membuat account Triond, yang kemudian ditinggalkan karena penolakan tersebut.
Ternyata, beberapa hari yang lalu menerima e-mail pemberitahuan dari
Triond bahwa penghasilan saya masih $0.0, saya penasaran karena sudah lupa
dengan program tersebut, ternyata memang saya tidak punya artikel satu pun.
Saya coba mencari cara agar diapporve oleh Triond. Para blogger menyarankan
untuk membuat puisi saja dalam bahasa Inggris. Kata mereka, puisi akan lebih
mudah disetujui daripada yang lain. Ternyata benar juga, saya langsung membuat
5 buah puisi berbahasa Inggris (tepatnya bukan puisi ya, tapi mirip puisi gitu
lah, saya belum tahu tentang syarat karya tulis disebut puisi).
Sedang asik-asik melakukan publikasi artikel dengan lebih semangat
karena artikel saya bisa masuk ke berbagai website berbahasa Inggris seperti
quazen, webupon, writinghood, socyberty, authspot, relijijournal, dan
computersight (semua penempatan publikasi sepenuhnya tergantung manajemen
Triond); saya membaca “Who’s using triond” di halama utama TRIOND. Kira-kira
saya mengartikannya “Siapa yang menggunakan triond? Isinya sedert foto yang
mengandung link ke masing-masing account Triond. Herannya, sekitar lebih dari
lima user saya buka, ternyata mereka update sampai tahun 2008 atau 2009. Saya
jadi khawatir, jangan-jangan Triond sudah tidak asik lagi tuh. Meskipun
demikian, saya tetap coba terus publikasi sambil cari informasi lain.
Satu lagi yang sedikit mengganggu perhatian saya, ada seorang user yang
mengeluhkan bahwa artikelnya merasa mengalami plagiatisme (maksudnya ada
artikel serupa dari user lain yang lolos seleksi Triond), tapi ini bukan
masalah besar bagi saya. Tentang plagiat, saya berpendapat: “asal bukan saya
yang melakukan plagiat, nulis harus jalan terus.” Walaupun demikian, saya
mencoba akan mencari informasi lebih lanjut, khawatir kepercayaan terhadap
Triond sudah luntur, berhubung user tersebut terpampang sebagai user yang masuk
kategori up-to-date teratas.
Jadi, apakah Triond masih diminati? Jawaban sementara, memang masih
banyak peminatnya, masih banyak, terutama blogger Indonesia yang merasakan
keberhasilannya di Triond. Dan banyak yang mengatakan bahwa Triond bukan scam
(bukan penipuan, benar-benar membayar).
Bagi sahabat-sahabat yang punya pengalaman tentang Triond, boleh dishare
linknya di komentar untuk saya kunjungi. Terimakasih
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment