Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Tuesday, October 9, 2012

GUNCANGAN HATI ORANG MURTAD


GUNCANGAN HATI ORANG MURTAD

Pada suatu hari saya bertemu dengan seseorang, dia curhat tentang berbagai kesulitan yang tak kunjung berhenti. Kalau saya amati kendala-kendalanya, banyak juga menimpa orang lain. Tapi orang lain menyikapinya dengan “enteng”, sedangkan dia sangat serius. Dalam keadaan seperti ini saya berusaha menjadi pendengar setia saja. Apa saja masalah-masalah hidupnya itu? Inilah di antaranya:

1.      Dia merasa miskin
Dalam hal kemiskinan, dia menginginkan hidup lebih layak karena ingin membantu ekonomi keluarganya. Dia sudah lama mengalami kesedihan setiap kali melihat saudara-saudaranya hidup miskin, tanpa rumah yang layak untuk dihuni, bahkan ada juga yang jatuh bangkrut dan belum pulih sampai saat itu. Memang dia menginginkan memulihkan keluarganya agar tidak berlama-lama hidup dalam kemiskinan, apalagi harapannya yang tidak ingin membiarkan tetangganya hidup miskin pula.
2.      Dia merasa gagal kuliah
Setelah dia bertahun-tahun kuliah dengan harapan bisa mudah mencari rizki, ternyata belum tercapai juga. Bahkan saat itu, kuliahnya terancam gagal (tidak lulus). Padahal motivasinya, ingin membantu saudara dan tetangganya mengenal pendidikan perguruan tinggi agar tidak kerepotan menata masa depannya masing-masing.
Dua kendala itulah yang saya lihat sangat dominan mendera hatinya. Saya sarankan untuk terus berdoa dan berikhtiar, malah dia menangis karena merasa sudah kebingungan melakukan kedua hal tersebut. Dalam ikhtiar, ikhtiar mana yang harus dia lakukan lagi? Dalam berdoa, doa mana yang cocok dia panjatkan?
Memang setelah mendengar cerita tentang ikhtiarnya, dia sudah cukup maksimal, walaupun batas maksimal itu sangat relatif. Tapi saya bisa menduga orang ini bukan orang malas, karena banyak orang/mahasiswa lain yang malas bisa hidup lebih beruntung baik dalam kuliah maupun hartanya. Dari sisi doa, ternyata dia seringkali ingin melepaskan atribut Islam karena kekecewaannya terhadap hidup yang sedang dialaminya. Pendeknya: dia ingin keluar Islam saja.
Karena berkaitan dengan keyakinan, saya lebih terperanjat. Kenapa bisa keluar Islam segala, emang mau masuk agama mana? Ternyata dia menduga sebaiknya atheis saja alias tak bergama. Saya bertanya penuh penasaran, memang kenapa mau keluar Islam? Begini jawaban singkatnya:
“Saya bingung, harus berdoa apa? Saat-saat ini saya tidak merasakan adanya jawaban dari setiap doa. Jangankan solusi untuk terhindar dari kemiskinan dan kegagalan kuliah, saya minta diberikan ketenangan saja tidak ada efek doa sama sekali. Ngaji terus dijalankan, amalan sunnat lain terus dijalankan, tapi kegelisahan hati ini terus kian menjadi-jadi. Saya muak dengan kemiskinan, karena tidak bisa membantu saudara yang miskin. Saya muak dengan kegagalan kuliah karena tidak punya bekal untuk membantu orang lain. Jangankan membantu orang lain, hidup sendiri saja sudah susah.”
Dia melanjutkan lagi curhatnya: “karena doa tak kunjung ada jawaban, jadi saya seringkali merasakan ketidak-adilan Tuhan, sehingga seringkali menyalahkan Tuhan. Dalam ajaran Islam sangat dilarang menyalahkan Tuhan. Nah, daripada Tuhan terus-terusan menjadi kambing hitam, daripada terus berdoa tapi tidak ada jawaban mendingan hidup tak ber-Tuhan saja. Kalau tidak bertuhan, minimal saya tidak akan menyalahkan Tuhan terus. Kenapa tidak milih agama selain Islam saja? Karena jangankan belajar agama yang lain, ilmu Islam saja belum begitu banyak dipahami, padahal keinginan sudah besar untuk mempelajarinya. Seandainya bunuh diri itu tidak sakit, mungkin itu akan dicoba. Sebenarnya saya tidak mau murtad, tapi saya tak tahu lagi harus melangkah.”
Itulah dua penggal isi curhatan seseorang yang tengah dilanda guncangan keimanan. Ternyata dengan masalah yang umum terjadi, bagi seseorang bisa jadi masalah serius yang bisa merenggut keimanan dan semangat hidupnya. Solusi dari saya hanya berupa doa dan gambaran orang lain yang juga banyak dilanda kesulitan, tapi mereka tetap tabah. Satu lagi, saya sarankan dia untuk menghapus semua cita-citanya untuk sementara waktu, meskipun cita-cita itu sangat baik. Biarlah dia hidup miskin seperti umumnya orang miskin, biarlah dia gagal kuliah seperti umumnya orang yang gagal kuliah. Saya berusaha untuk terus menjadi teman curhatnya, semoga saja ada jalan menuju rahmat-Nya.
Selain hal di atas, kita juga harus waspada dalam bertindak. Jangan-jangan banyak mahasiswa yang mengalami kejadian seperti di atas karena kesulitan tugas yang kita berikan. Jangan-jangan kita membiarkan orang di sekitar yang mengalami kesulitan seperti di atas. Kita terlalu asik dengan rencana sendiri, kita terlalu asik dengan cita-cita sendiri, padahal di samping kita ada orang yang “lebih shaleh” yang hidupnya terus diterpa derita. Mari berikan kasih sayang kita kepada mereka!
Orang murtad bukan untuk dipertanyakan, tapi harus disayang. Orang kafir bukan untuk direndahkan, tapi harus diajak dalam kebersamaan. Mereka mungkin saja tidak menginginkannya. Hanya hidayah yang belum tertanam dalam hatinya.


"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment