LEBIH MUDAH KALAU TIDAK DIALAMI
Banyak orang sudah meyakini bahwa ujian yang Allah berikan itu akan
meningkatkan derajat seseorang. Banyak konsep disampaikan di berbagai tempat,
mesjid, kampus, tempat diskusi, atau tempat lain. Akan tetapi, tidak semua penyampai
baik itu dosen, penceramah, ustadz, atau yang lainnya sudah mengalami ujian
yang sedang disampaikannya. Seringkali, mereka menyampaikan materi tentang
ujian tersebut berdasarkan sumber buku-buku dan cerita dari orang lain. Salahkah
kalau ceramah demikian? Tentu tidak salah. Karena tidak mungkin, semua ujian
ditimpakan semuanya kepada satu orang.
Akan tetapi, apabila ada seseorang yang sudah mengalaminya sendiri,
mungkin penyampaiannya akan lebih mendalam, lebih bijak, lebih jelas, karena
dia sendiri yang merasakan kepedihannya. Berikut ini contoh ujiannya:
1.
Seseorang punya anak tidak bisa bicara
2.
Seseorang hidup tidak punya kaki
3.
Seseorang tidak lulus kuliah
4.
Seseorang dililit kemiskinan
5.
Dan lain-lain
Orang yang tidak memiliki ujian tersebut mungkin tidak akan merasakan
derita yang dialami pemiliknya, seperti malu sama tetangga, khawatir masa depan
anaknya, sedih takut anaknya minder, khawatir mengurusnya (apalagi dia miskin).
Nah cara memberikan solusinya MUNGKIN akan lebih mengena apabila disampaikan oleh
ustadz/nara sumber yang memiliki anak demikian. Jadi, apabila sang penerima
ujian merasa tidak cocok terhadap seorang nara sumber, tidak perlu aneh karena
mungkin saja nara sumber tersebut tidak mengalaminya. Andaikan nara sumber
tersebut mengalaminya, mungkin saja solusi yang digunakan tidak cocok bagi
kita. Maka kita bisa cari solusi yang lain.
Dari keempat contoh di atas, kalau disuruh memilih mana yang paling
ringan, boleh jadi memilih “Seseorang tidak lulus kuliah”. Orang yang tidak
mendapatkan ujian ini akan memberikan solusi dengan gampang, antara lain:
a.
Sebaiknya anda lebih banyak di kampus
b.
Sebaiknya anda lebih giat lagi belajar
c.
Sebaiknya anda lebih rajin bimbingan
d.
Sebaiknya ada fokus pada kuliah (tidak sambil
kerja)
e.
Sebaiknya anda menyadari kemampuan sendiri
f.
Dan pepatah lainnya.
Nasehat-nasehat ini jarang sekali dipikirkan dengan matang-matang oleh
yang menyampaikannya. Asal keluar, tidak memperdulikan keadaan mahasiswa yang
mengalaminya. Padahal nasihat di atas, meskipun pada dasarnya baik, tapi kalau
disampaikan dengan kurang bijak, justru akan menambah beban lebih berat lagi
kepada penderitanya. Salah mereka yang menasehati kita demikian? TIDAK, karena
mereka tidak mengetahuinya. Tugas kita adalah mencoba nasihat mereka kalau
dirasa cocok, tapi lupakanlah semua nasihat kalau dianggap tidak cocok. Yang
tahu masalah sebenarnya hanya kita dengan Allah. Seandainya tetap tidak lulus,
bukanlah kesalahan kita sepenuhnya. Allah Yang Maha Memiliki diri ini, maka Dia
pasti punya peran penting untuk memberikan atau tidak memberi kelulusan pada
kuliah kita. SAMA SEKALI BUKAN KERUGIAN KITA.
Yang jelas semua musibah atau ujian seperti di atas, seberat apapun
terasa pada diri kita, mari kita serahkan kepada Allah. Bukankah Allah menilai
hamba-Nya bukan dari hartanya, bukan dari fisiknya, bukan dari pangkatnya?
Cukuplah keimanan yang ada dalam diri ini sebagai bekal untuk menghadap-Nya.
Cukup itu saja! Kalau mampu kita tambah, kalau tidak mampu, CUKUP YANG ADA
SAJA. Tak perlu ingin lebih dari itu.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment