PROFESOR TIDAK BISA BAHASA INGGRIS
Saya pernah
ngobrol dengan seorang mahasiswa S2 jurusan pendidikan sebuah universitas
negeri. Dia mengatakan bahwa punya dosen yang suka mengajar menggunakan media
presentasi berbahasa Inggris, tapi penjelasannya sering tidak nyambung dengan
apa yang di layar presentasinya. Sebagai contoh, di slide tertera bahasan
tentang “Pengantar”, Sang Profesor menjelaskan tentang “Sejarah”. Memang benar,
di slide tersebut ada sedikit pembahasan sejarahnya.
Beberapa
hati mahasiswa jadi sedikit mempertanyakan: “Benarkah profesornya?” Memang di
Indonesia ini perjalanan menuju profesor terdengar sulit dipisahkan dari
kemampuannya dalam bahasa Inggris. Jangankan menuju professor, S2 saja sebagian
besar referensi sudah menggunakan bahasa asing tersebut. Jadi, bagaimana bisa
seseorang menjadi profesor, padahal tidak bisa bahasa Inggris. Perlu
ditekankan, kebetulan para mahasiswa yang mengamati kejadian ini lulusan S1
bahasa Inggris. Jadi, cukup dapat dipercaya terkait analisis terhadap bahasa
Inggris profesor tadi.
Ada pendapat
dari salah seorang mahasiswa tersebut: “Kalau tidak bisa bahasa Inggris, tidak
perlu dipaksakan. Ini mah bukan hanya tidak nyambung ketika
menerjemahkan, tapi membacanyapun belepotan.”
Saya juga
jadi sedikit bingung, kenapa? Dari satu sisi, benar bahwa Profesor tidak perlu
memaksakan diri berbahasa Inggris. Di sisi lain, profesor juga harus
membiasakan diri berbahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensinya. Mungkin
salah satu yang bisa dilakukan oleh mahasiswa adalah berusaha sepandai mungkin
melihat keunggulan profesor tersebut dalam inti pembahasan matakuliahnya.
Sayang yang terjadi, mahasiswa tersebut belum mampu menggalinya. Hal ini cukup
menjadi pukulan ganda bagi seorang profesor: pertama, beliau dinilai tidak bisa
bahasa Inggris, dan kedua, beliau dinilai tidak menguasai materi matakuliah.
Apakah hal ini terjadi karena memang ketidakmampuan mahasiswa memahami materi
yang disampaikan Sang Profesor? Belum tentu, karena seharusnya Profesor alias
dosen yang sudah banyak belajar bagaimana mentrasfer ilmunya kepada mahasiswa.
Tidak cukup mengatakan bahwa “Karena ilmu Sang Profesor sangat tinggi, sehingga
menyulitkan mahasiswa untuk memahaminya.” Tidak bisa demikian, karena dalam
perkuliahan itu harus memperhatikan pendekatan pengajaran yang paling tepat
digunakan.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via WA, DM IG, Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment