KENAPA TIDAK BOLEH KECEWA?
Dari
sebelumnya saya sudah mendapatkan pelajaran bahwa kita ini tidak boleh kecewa
atas apa yang sudah terjadi. Seberat apapun ujian kita, dan sejelek apapun
nasib kita, di dalamnya pasti terdapat hikmah yang sangat besar jika kita mau
memikirkannya.
Itulah
pelajaran yang nempel di kepala ini selama bertahun-tahun, walaupun pada
kenyataannya saya terlalu sering kecewa. Saya sudah berusaha untuk tidak
kecewa, tapi perasaan itu tidak mau dibendung, ya mangga saja silahkan datang juga
enggak apa-apa kok! Mau perasaan ini kecewa atau tidak, saya sekarang sudah
berusaha untuk tidak memperdulikannya, karena sudah berusaha dan berdoa untuk
menahannya. Urusan perasaan kecewa datang lagi tanpa diundang, itu bukan urusan
saya ya…..!
Jadi kenapa
kita tidak boleh kecewa?
Kalau
jawabannya: karena kecewa itu dilarang oleh agama dan akan merusak diri kita
sendiri. Ini jawaban sudah terlalu standar, lumrah, umum, dan semua sering
mengatakannya. Tapi saya punya bahasa lain untuk menjawab pertanyaan di atas.
Apakah
jawaban saya itu?
Jawabannya:
memelihara rasa kecewa itu tidak guna. Sekali lagi, tidak guna alias tidak
ngefek jadi hidup lebih baik.
Di atas saya
sebutkan bahwa perasaan kecewa suka datang tanpa diundang. Nah dengan kejadian
ini saya bisa mengeluarkan jawaban di atas.
Contoh
nyatanya: saya sudah berusaha keras dan berdoa semampunya untuk lulus kuliah,
ternyata hasilnya malah DO (ini contoh saja, semoga tidak jadi kenyataan). Menyikapi
hasil demikian, kemungkinan hati saya dongkol alias kecewa. Nah, kalau sudah
kecewa, apakah saya bisa jadi tidak DO? Tidak kawan, saya tetap DO, bukan?
Setelah saya
kecewa karena DO, kemudian saya berdoa lagi agar diberikan kelapangan hati
untuk menerima apa yang sudah terjadi. Nah setelah berdoa demikian, hasilnya
ada dua: dikabulkan atau tidak, iya kan? Apabila hati ini masih juga dirundung
kecewa berarti saya bisa menilainya bahwa doa tadi belum dikabulkan atau tidak
dikabulkan sama sekali. Akhirnya, kekecewaan saya bertambah, pertama kecewa
karena DO, dan kedua kecewa karena DOA TIDAK DIKABULKAN.
Kalau doa
terasa tidak dikabulkan maka kekecewaan erat tertuju kepada Allah, bahkan
kadang-kadang bertanya-tanya kenapa dan kenapa kepada Allah. Biar mudah,
katakan saja: saya sudah kecewa terhadap diri sendiri karena DO, kemudian saya
sudah kecewa kepada Allah karena doa minta kelapangan hati tidak dikabulkan.
Dengan dua kekecewaan ini, apakah saya beruntung? Apakah saya akan berubah
untuk tidak DO? Apakah doa saya jadi dikabulkan? Apakah saya akan hidup lebih
baik, lebih cerdas, dan lebih banyak uang? TIDAAAAAK……! Tidak ada keuntungan
sama sekali. Yang ada saya semakin menderita, saya semakin menyalahkan pihak
kampus dan jajarannya, saya juga semakin menyalahkan Allah. Audzubillah!
Jadi,
melihat gambaran di atas kecewa itu sama sekali tidak menguntungkan ya…Makanya,
untuk saat ini saya ketika mengalami kecewa, segera memohon doa kepada Allah
untuk diberikan ketenangan dan dicabut rasa kecewa tersebut. Akan tetapi, kalau
setelah ikhtiar dan berdoa saya masih dongkol dan kecewa, saya tidak
memperdulikannya lagi. Mau kecewa, mau dongkol, mau pusing, semuanya bukan
urusan saya. Saya hanya menjalankan hidup. Kalau dampak dari kecewa tersebut
harus menanggung malu, saya jalani saja. Kalau dampak dari kegagalan yang
mengecewakan itu membuat saya jadi menderita, saya jalani saja.
Singkatnya,
apapun kegagalan yang sangat mengecewakan hati saya, akan dijalani saja walau
penuh sakit hati dan putus asa. Saya tidak terlalu peduli apakah hidup ini
nyaman atau tidak, hidup ini beban atau bukan, yang penting jalani saja, karena
bunuh diri dilarang bukan? Apalagi kalau tidak jadi mati, akan berbuah
kekecewaan baru lagi, bukan? Makanya jalani saja….!
Itulah
jawaban saya pribadi tentang kenapa kita tidak boleh kecewa. Tak terasa waktu
sudah berlalu, jumlah kata pun sudah lebih dari 500 kata. Untuk itu izinkan
saya mengakhiri tulisan ini. Semoga saja anda tidak kecewa. Kalau kecewa,
ya…..jalani saja…….! He…he….
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment