BUKU YANG
SUDAH TERKUMPUL TERASA SUDAH TIDAK ADA ARTINYA (2)
Sebagai
cerita bersambung dari artikel sebelumnya “Buku Yang Sudah Terkumpul Terasa
Sudah Tidak Ada Artinya (1)”, saya lanjutkan ke cerita selanjutnya seperti ini:
Meskipun
uang saya pas-pasan, tapi saya berusaha berhemat sebisa mungkin agar tiap bulan
bisa membeli buku. Dulu saya belum bisa akses Internet di rumah, maka buku jadi
andalan saya. Tapi sekarang minat membeli buku sudah semakin menurun, karena
selain tidak punya uang, sekarang saya merasa lebih mudah dan cepat mencari dan
menggunakan buku dari Internet. Tambahan pula, referensi yang direkomendasikan
dari kampus berupa jurnal ilmiah.
Jurnal
ilmiah dinilai lebih tinggi dibandingkan buku biasa (handbook). Selain itu,
sekarang akses Internet sudah bisa menggunakan flash modem. Jadi semakin nyaman
saja saya bertapa di rumah dalam setiap harinya.
Kenapa saya
mengumpul-ngumpul buku?
Bukan hanya
buku, koran bekas pun saya kumpulkan. Ketika saya kuliah D1, saya sering ke
kosan kakak yang suka berlangganan koran PR. Saya sering menemukan kakak
menjual koran-koran bekas, sehingga saya meminta untuk menyeleksinya agar tidak
dijual kiloan semua. Saya mengutamakan korang yang ada artikel tentang
pendidikan. Kan, di koran PR ada kolom khusus tentang forum guru yang isinya
khusus tentang pendidikan. Kebetulan kakak saya mengizinkannya, sehingga setiap
ada korang menumpuk di kosan kakak, kemudian saya datang ke kakak untuk belajar
bahasa Inggrs, maka tanpa di minta kakak menyerahkan korang yang kira-kira bisa
saya seleksi.
Akhirnya,
sekarang ada lumayan kumpulan koran. Bahkan kadang-kadang ada tetangga yang
masuk ke rumah suka menanyakan keberadaan korang tersebut yang masih tersimpan
di rak buku dengan ikatan tali rapia. Pendeknya, mau dijual? Segera saja saya
jawab: TIDAK!
Itulah
kecintaan saya dalam mengumpulkan bahan bacaan. Meskipun tidak terlalu banyak
karena uang untuk membeli buku sangat terbatas, tapi jumlahnya kadang-kadang
lebih banyak juga dibandingkan koleksi teman-teman saya. Di samping itu, tidak
semua buku yang ada di rumah saya pahami, karena saya merasa rumit untuk
memahami semuanya. Buku tersebut berguna untuk membantu saya ketika mau menulis
atau mau mengajar atau mau mengerjakan tugas kuliah. Lumayan tidak perlu ke
luar rumah, atau ke perpustakaan yang bukunya terlalu banyak sehingga
menyulitkan saya dalam pencarian.
Buku-buku di
rumah saya cenderung sudah sesuai dengan minat dan keilmuan saya. Jadi
mencarinya pun tidak terlalu sulit, apalagi jumlahnya yang masih sedikit. Tapi
seringkali saya bisa menyelesaikan tugas kuliah, hanya mengandalkan buku di
rumah saja.
Semula saya
bercita-cita tinggi. Dengan buku ini mudah-mudahan saja saya bias menuntaskan
kuliah sampai doktoral. Selain sebagai referensi, buku tersebut menjadi
motivasi untuk terus belajar.
Akan tetapi,
baru jenjang S2 saya sudah mengalami kesulitan. Meskipun semua nilai matakuliah
sudah lulus, tapi saya bermasalah dalam tugas akhir. Mungkin bukan rizki saya,
sehingga sampai sekarang ide dan semangat untuk menyelesaikannya semakin
hilang, malah yang ada semakin sering sakit-sakitan. Karena stres kali ya…?
Dengan
masalah yang ada, saya semakin tidak merasakan manfaatnya atas kumpulan buku
tersebut. Bahkan kadang-kadang kecewa juga, mengapa harus capai-capai beli dan
ngumpul-ngumpul buku, kalau tugas akhir saja tidak mampu menyelesaikannya. Saya
tahu orang lain yang bukunya lebih sedikit, bisa selesai tugas akhirnya tuh!
Sungguh membuat saya iri!
Sekarang,
saya merasakan bahwa tumpukan kecil buku di rumah yang sudah dikumpul-kumpul
bertahun-tahun yang lalu itu tidak ada artinya. Hanya berbuah kecewa dan
gelisah saja! Ya Allah semoga buku tersebut tidak mendakwa di akhirat kelak.
Mau dibuang atau diberikan ke orang lain, saya khawatir masih membutuhkannya.
Memang sampai sekarang juga kalau disadari, saya masih membutuhkan dan
menggunakannya. Sungguh mengerikan hidup ini! Hiks…hiks…hikss…
Udah dulu
ah, sampai jumpa di artikel ke 8 program 1000 artikel. Mohon doanya ya semoga
Allah memberikan jalan terbaik untuk penyelesaian tugas akhirku!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment