PILGUB Jabar
Sepi
Ketika
membuka e-mail yang terkoneksi ke Facebook, ada status yang menyatakan TPS di
kampungku sepi. Waduuuuuuh…pada ke mana warganya? Padahal pada waktu dulu suka
ramai. Bahkan keluargaku juga suka mengirim oleh-oleh mie ayam sepulang dari
pencoblosan.
Beberapa
hari sebelum Pilihan Gubernur (pilgub), ibuku yang sedang berkunjung ke rumahku
juga bilang: “Pemilu dulu itu genting (menyeramkan), nak…!”. Kakakku
menambahkan, pada saat keluargaku masih tinggal di Rancabuaya Garut, ayah harus
berjalan jarak jauh sampai kiloan meter untuk melakukan pencoblosan, maklum
keadaan masih belum ada kendaraan, sehingga di perjalanan suka istirahat dan
makan dulu.
Jadi, kalau
pemilu dulu ramai, apakah karena pemimpin jaman dulu mampu menarik hati rakyat?
Ah tidak juga, kadang-kadang ada juga pemimpin yang mewajibkan untuk memilih
partai tertentu.
Pemilu
sekarang sepi, apakah penduduk sudah tidak mau milih? Boleh jadi, karena calon
pemimpinnya terlalu berbaik-baik di saat kampanye, jadi timbul kecurigaan di
hati rakyat: “Jangan-jangan calon pemimpinku nipu tuh!”
Inilah
romantika pemilu di tanah air, semoga saja menyadarkan para calon pemimpin yang
masih suka cari muka di saat kampanye, untuk kemudian menindas di saat
terpilih. Na’udzubillah!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment