Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Wednesday, February 20, 2013

Tahapan-Tahapan e-Government Menurut Survey PBB 2012



Tahapan-Tahapan e-Government Menurut Survey PBB 2012


Terdapat empat tahap e-government menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Yaitu:
1. Emerging (Keberadaan)
Emerging information services: Website pemerintah menyediakan informasi tentang kebijakan publik, governance, hukum, regulasi, dokumentasi relevan dan tipe layanan pemerintah yang ada. Website tersebut harus memiliki link ke kementerian, departemen dan cabang pemerintah lain. Publik dengan mudah dapat memperoleh informasi terbaru dari pemerintah pusat dan kementerian serta dapat mengakses link-link ke informasi yang sudah diarsipkan (UNDESA 2012).


Jika sebuah departemen/lembaga pemerintah memiliki website dengan artikel yang up-to-date, maka dapat dikategorikan berada pada Tahap Emerging (Keberadaan). Walaupun langkah ini sangat sederhana, tapi negara-negara berkembang seringkali masih memiliki website dengan artikel/informasi yang tidak update. Bahkan kita masih bisa menemukan error link dari sebuah website resmi, terutama di pemerintahan lokal, seperti provinsi, kabupaten, dan lain-lain.


2. Enhanced (Pengembangan)
Enhanced information services: Website pemerintah menyajikan komunikasi satu arah atau komunikasi dua arah yang sederhana antara pemerintah dan publik, seperti formulir layanan dan aplikasi pemerintah yang dapat diunduh. Website ini memiliki fasilitas antara lain audio dan video serta multi-bahasa (UNDESA 2012).

Tahap ini dapat membantu pemerintah memberikan layanan yang lebih baik kepada publik. Aktivitas-aktivitas offline (konvesional) dapat dikurangi dengan peran website. Website tersebut dapat menyediakan layanan 24 jam. Dengan kata lain, publik tidak harus pergi ke kantor hanya untuk menyerahkan formulir pendaftaran, tapi cukup dengan men-submit-nya via website secara online. Fasilitas ini dapat mengatasi masyarakat yang sangat sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.


3. Transactional (Transaksi)
Transactioal services: Website pemerintah menyediakan komunikasi dua arah antara pemerintah dan publik, meliputi permintaan dan penerimaan input tentang kebijakan pemerintah, program, regulasi, dan lain-lain. Suatu bentuk autentikasi elektronik identitas penduduk dibutuhkan untuk kesempurnaan komunikasi tersebut dengan sukses. Website pemerintah memproses transaksi non-finansial, seperti e-voting, formulir yang dapat diunduh dan disunting, mengisi data pajak secara online atau membuat sertifikat dan surat izin. Website tersebut juga menyediakan layanan transaksi finansial, seperti transfer uang ke pemerintah dengan jaringan yang aman (UNDESA 2012).

Langkah ini membutuhkan keamanan yang kuat dan laporan yang bagus, terutama yang berhubungan dengan finansial. Integrasi antara Bank dan website pemerintah bisa menjadi salah satu solusi. Website menyediakan Bank Account, publik menggunakan nomor Account tersebut, kemudian pemerintah mengecek pembayaran publik via Bank. Tambahan pula, jika pemerintah dapat menggunakan fasilitas Internet Banking.

Dalam konsep e-government Indonesia, transaksi finansial dipisahkan dari transaksi non-finansial, seperti formulir yang dapat diunduh, e-voting, and lain-lain. Transaksi non-finansial dikategorikan berada dalam Tahap Interaktif.


4. Connected
Connnected services: Website pemerintah telah mengubaha cara komunikasi pemerintah dengan publik. Mereka proaktif meminta informasi dan pendapat dari publik menggunakan Web 2.0 dan tool interaktif lain. E-sevice dan e-solution mampu memotong birokrasi yang berbelit-beli antar departemen dan kementerian. Informasi, data dan pengetahuan ditransfer dari lembaga pemerintah melalui aplikasi-aplikasi yang terintegrasi. Pemerintah berubah dari pendekatan berorientasi pemerintah ke orientasi pada rakyat, di mana e-service ditujukan ke masyarakat melalui peristiwa-peristiwa life cycle dan kelompok-kelompok yang tersegmen-segmen untuk menyediakan layanan-layanan yang sesuai. Pemerintah menciptakan sebuah lingkungan yang mendukung publik untuk lebih terlibat dengan aktivitas pemerintah seperti pemberian pendapat dalam pembuatan keputusan (UNDESA 2012).

Poin utama dari tahap ini adalah integrasi dan keterlibatan. Layanan online (website) harus diintegrasikan dengan aplikasi/website lain. Selain itu, pemerintah harus mampu mendukung publik untuk menggunakan fasilitas-fasilitas online lebih aktif lagi. Dengan tahap ini, target pemerintah tidak hanya perampingan (less paper/seamless), tapi lebih fokus pada kombinasi antara layanan offline dan online dengan harminisasi yang baik.

Jika kita melihat referensi sebelumnya, terdapat istilah yang berbeda tentang tahapan-tahapan tersebut. Bahkan dalam survey 2012 ini juga, empat istilah tahapan di atas berbeda dengan lampirannya.

Dalam lampiran, tahapan tersebut antara lain emerging, interactive, transactional, dan networked. Namun demikian, artinya masih sama.


REFERENCE
UNDESA. 2012. United Nations e-Government Survey 2012: E-Government for people. New York: United States.

***


Diterjemahkan dari artikelku:
Komarudin Tasdik. 2013. Stages of e-Government According to Survey of UN 2012. 100keyboard.blogspot.com.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment