Duplicate Content itu Memusingkan
Pengunjung
Memang dunia ini berpasang-pasangan.
Saya memperhatikan makna dari duplicate content. Awalnya saya focus duplicate
content itu pada konten atau artikel hasil copy-paste.
Akan tetapi, sekarang sedang
mengarah pada artikel yang mirip. Kita tahu banyak blogger yang menyarankan
para blogger pemula untuk menulis ulang artikel orang lain yang sudah
dipublikasikan di website lain, kemudian ditulis dengan gaya penulisan/bahasa
masing-masing.
Contohnya, dalam blog lain ada
artikel tentang “cara meningkatkan jumlah pengunjung blog”. Maka kita buat lagi
artikel tersebut beserta ide-idenya menjadi artikel kita dengan bahasa kita
sendiri untuk dipublikasikan kembali di blog kita.
Untuk masalah hak cipta online,
mungkin langkah di atas sudah terlepas dari kategori duplicate content. Akan
tetapi, ketika ditinjau dari sudut pandang pengunjung, ternyata saya merasakan
lelah melihat artikel hasil cara di atas (menulis ulang artikel orang lain
dengan gaya bahasa sendiri. Kalau dengan computer istilahnya spin, ya…?).
Dari sekian banyak artikel dari blog
yang berbeda ternyata isinya sama. Pantas saja ada cerita bahwa seseorang
pernah complain ke Google terkait banyak artikel yang duplicate content ketika
mencari informasi tentang pengobatan. Benar saya mengalami kesulitan
memilihnya? Sehingga cenderung waktu banyak terbuang percuma karena hanya
membuka-buka artikel dengan informasi yang sama.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Kalau nyuruh menghentikan cara di
atas para blogger bersangkutan, untuk saat ini belum tepat waktunya, karena
manusia, khususnya bangsa Indonesia sedang rajin-rajinnya belajar blogging. Hal
di atas dapat dibatasi kalau kesejahteraan rayat sudah mendapatkan perhatian
serius dari pemerintah dan pihak terkait.
Untuk saat ini, saya berpendapat
bahwa punya daftar nama blog itulah yang salah satu solusinya. Meskipun
bertumpuk-tumpuk artikel dari jutaan blog, kita tidak perlu menghiraukan itu
semua, karena sudah punya blog terbaik menurut kita, seperti halnya kita membaca
surat kabar konvensional yang sudah jadi langganan. Inilah mungkin salah satu
solusinya.
Tapi hal di atas tidak mudah, karena
seringkali informasi yang diinginkan tidak ditemukan diblog pilihan kita,
sehingga kita balik lagi ke search engine, padahal saya pernah membaca beberapa
blog yang sudah banyak pengunjungnya alias sudah sangat populer, mereka
(sebagian blogger tekenal) semakin lama semakin suka publikasi artikel yang asal-asalan.
Namun karena sudah popular, tetap saja pengunjungnya banyak.
Beda lagi dengan blog baru. Walaupun
artikel terus diusahakan bagus, tetap saja harus melakukan posting sana-sini.
Kecuali kalau blogger baru seperti
saya. Karena malas promosi, ya seadanya saja. Harapan banyak pengunjung sih
ada, tapi tidak terlalu dipikirkan. Karena bikin artikel kualitas rendah saja
susahnya sudah setengah mati. Curhaaaat…!
Udah dulu ah…
Yang jelas duplicate content itu
memusingkan pembaca…! Tapi artikel saya juga mungkin sering banyak samanya
dengan orang lain….! Yang penting buatan sendiri, mirip mah jangan dipikirkan,
kalau belum mampu. He…he…
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
Kalau mau jujur sebenarnya hampir tidak ada pada blog manapun yg 100% original content,,,,tinggal prosentasenya mungkin berbeda-beda....kalau yg betul betul original content dan tidak ada didalam search engine sebenarnya mudah.....sebelum kita membuat artikel /content,,,lakukan ''search result'',,,,kl hasilnya,,,tertulis ''tidak ada dalam pencarian''.....[0]...buatlah artikel itu....maka artinya,anda no 1,,,dan berada dihalaman 1...tidak saingan...xixix..
ReplyDelete