Kampanye Bupati Sampai ke
Parakanmuncang Sumedang, Tapi Jalan Tetap Hancur
Setelah
menulis permasalahan Pasar Parakanmuncang yang akan dijadikan tanah milik
pribadi oleh sebuah organisasi pasar dengan cara memungut iuran dari semua para
pedagang setempat, saya jadi ingin juga melirik keberadaan jalan di depan pasar
tersebut.
Jalan
Parakanmuncang itu merupakan alternatif menghindari macet Jatinangor, sehingga
seringkali di jalan Parakanmuncang ini macet tidak terelakkan lagi. Mobil-mobil
alias kendaraan roda empat yang besar-besar ikut mengantri menghentikan
jalannya laju kendaraan di jalan kecil tersebut. Bahkan kalau pakai motor tidak
selip sana selip sini, bisa membutuhkan waktu lebih dari seperempat jam,
padahal jaraknya sekitar 500 meter saja. Sungguh mengerikan…!
Herannya,
Parakanmuncang itu tidak luput dari kunjungan para calon bupati, tapi heran
tidak tampak ada inisiatif positif untuk memperbaiki jalan. Memang
Parakanmuncang itu merupakan daerah pinggiran jauh dari pusat kota Sumedang.
Akan tetapi, kalau dilihat keberadaannya berbatasan dengan Bandung Timur,
tampaknya Parakanmuncang tidak bisa dikategorikan daerah terpinggirkan yang
sudah biasa terlupakan pemerintah pusat. Tapi nyatanya memang terlupakan….!
Saya jadi,
negatif thinking: “Jangan-jangan masih banyak daerah lain yang senasib
Parakanmuncang, bahkan lebih parah lagi ya….?”
Kalau
begitu, apakah pemerintah itu tidak mampu memperbaikinya atau sedang
bermain-main dengan rakyat ya…?
Kalau sedang
bermain, saya khawatir ke depan rakyat akan semakin cerdas, dan akan lebih
pandai bermain juga! Bukankah sekarang, sudah mulai seringnya terjadi opini
publik yang laksana hakim paling bijaksana, walaupun masuk ke ranah hukum?
Saya ingat
kasus: Prita, sandal jepit, Bibit dan Hamzah KPK, dan lain-lain. Haruskah
rakyat selalu berbuat demikian?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment