Aliran Empirisme
Dalam matakuliah pengantar pendidikan biasanya
mahasiswa belajar berbagai aliran-aliran pendidikanm di antaranya aliran
empirisme. Orang yang menganut aliran empirisme memiliki pandangan bahwa
perkembangan anak tergantung pada lingkungan (Sulo & Sulo 2005: 194).
Dengan bahasa yang spesifik dengan pendidikan dapat dikatakan bahwa prestasi
belajar peserta didik itu tergantung pada lingkungan di sekitarnya.
Lingkungan dapat meliputi keluarga, sekolah dan
masyarakat. Anak yang berasal dari keluarga cerdas kemungkinan besar akan
cerdas; anak yang berasal dari keluarga shaleh kemungkinan besar akan shaleh
juga, dan contoh serupa. Secara konkrit dapat dicontohkan juga, anak yang
berasal dari keluarga dokter kemungkinan akan menjadi dokter; anak yang berasal
dari keluarga guru kemungkinan akan menjadi guru. Namun kenyataanya tidak
sepenuhnya demikian, tidak semua anak yang turunan guru akan menjadi guru juga
dalam karirnya, bisa saja jadi militer, jadi pembisnis, atau profesi lain.
Apakah yang dimaksud dengan keluarga adalah ayah dan
ibu kandung? Bukan, tapi orang yang memerankan peran orangtua, baik itu disebut
orangtua angkat atau orangtua asuh. Jadi, bakat yang diwariskan dari orangtua
dipandang tidak memiliki pengaruh besar terhadap anak. Ada pepatah mengatakan
bahwa jika bergaul dengan pandai besi, maka kita akan terkena baunya besi; jika
bergaul dengan penjualan minyak wangi, maka akan terkena wanginya minyak wangi.
Pepatah ini sangat relevan dengan aliran empirisme.
Akan tetapi, ada kenyataan bahwa ada seorang yang
berasal dari kalangan miskin yang berhasil dalam meniti karirnya. Ternyata
setelah dicari informasi keturunannya, dia berasal dari golongan orang sukses.
Karena berbagai alasan dia jadi tinggal bersama orang-orang miskin dan bodoh.
Terkait dengan jenis anak ini ada pepatah yang mengatakan: “meskipun disimpan
di dalam debu, yang namanya emas tetap saja emas”. Maksudnya kira-kira begini:
“meskipun seorang anak diasuh oleh pembantu yang miskin dan tinggal bersama di
rumah yang jelek, yang namanya anak raja, tetap saja akan menjadi raja di suatu
saat nanti. Hal ini bertentangan dengan aliran empirisme.
Aliran empirisme tidak memandang hebat bakat,
keturunan dan titisan, tapi lingkungan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi
keberhasilan seseorang. Mungkin nasihat yang mengatakan bahwa “hati-hati dalam
memilih teman” bisa dikatakan selaras dengan aliran ini. Apakah aliran
empirisme merupakan aliran yang paling benar? Atau adakah satu aliran
pendidikan yang paling benar? Jawabannya TIDAK ADA. Semua pemikiran, termasuk
yang terkait dengan aliran empirisme, sangat dipengaruhi oleh latar belakang
kehidupan atau pemikiran yang menemukannya pertama kali. Jadi, saya menduga
aliran empirisme ini terlahir dari seorang pakar pendidikan yang sukses karena
dibentuk dengan lingkungannya. Akan tetapi, kita juga tidak menutup mata bahwa
ada orang yang sukses, padahal berasal dari lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat yang kurang mendukung. Perbedaan real inilah yang mungkin menimbulkan
berbagai aliran pendidikan, selain aliran empirisme.
Seberapa jauh lingkungan sekolah dan masyarakat
berpengaruh terhadap perkembangan anak? InsyaAllah akan dibahas di artikel
lain.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment