Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Tuesday, April 16, 2013

Artikel Original itu Tidak Selalu Harus Tanpa Referensi



Artikel Original itu Tidak Selalu Harus Tanpa Referensi


Suatu hari saya membuka komentar yang isinya bertanya tentang originalitas sebuah artikel. Ya lebih tepatnya mungkin artikel di sini adalah postingan di blog.


Memang yang saya lihat kebanyakan blog yang sempat dikunjungi memiliki format artikel seperti di surat kabar. Di dalamnya tampak original/asli, dan tidak dicantumkan referensi di akhir tulisan.

Akan tetapi, saya masih bertanya-tanya: Bagaimana mungkin konten artikel yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi seperti referensi kuliah dan sejenisnya bisa dibuat tanpa referensi? Kalau bentuknya tulisan fiksi, atau berupa kalimat-kalimat lisan (narasi) penulisnya yang tidak dilengkapi definisi dan istilah-istilah formal, mungkin tidak perlu referensi. Akan tetapi, untuk pembahasan yang berpijak dari sumber lain seperti buku, website lain, dan referensi lain, maka sudah selayaknya mencantumkan referensi utamanya.

Ketika kita mendapatkan ide dari tulisan orang lain, kemudian kita menuliskan sebagian istilah-istilah penting dari tulisan tersebut pada artikel kita, maka bukan berarti kita terbebas dari referensi.

Saya teringat panduan penulisan karya tulis ilmiah tugas akhir mahasiswa, lalu teringat juga penulisan jurnal ilmiah. Keduanya mencantumkan referensinya. Di samping itu, ada karya tulis seperti tesis yang mencantumkan pernyataan originalitasnya, padahal di dalamnya ada kutipan/copy-paste dari sumber lain. Berarti copy-paste sebagian tulisan orang lain itu termasuk original, bukan? Yang harus diperhatikan adalah mencantumkan sumbernya, dan tidak semua tulisan orang lain (seperti semua isi buku atau semua isi jurnal) di-copy-paste dan diklaim buatan kita sendiri.

Sebaliknya, kalau dalam sebuah artikel ada beberapa definisi atau komponen-komponen ilmiah yang cukup lengkap dan penting, apabila tanpa mencantumkan sumbernya, saya jadi meragukan originalitasnya, benarkah?

Untuk saat ini saya berpendapat: “Lebih baik copy-paste definisi/pendapat orang lain dengan mencantumkan sumbernya daripada memodifikasi kata-kata dari definisi/pendapat orang lain, padahal artinya sama.” Kecuali kalau ada tambahan dari kita, maka memang sebaiknya menggunakan bahasa kita sendiri. Ini juga biasanya kita menuliskan definisi atau penulis sebelumnya, seperti penelitian terdahulu pada sebuah tesis.

Tidak mungkin sebuah tulisan ilmiah dibuat tanpa referensi, kecuali memang mengejar format penulisan artikel seperti pada sebuah surat kabar.

Bagaimana pendapat sahabat-sahabat?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment