Banyak
Perencanaan, Jangan Lupakan Kekuatan Tuhan
Sudah banyak
yang sepakat bahwa kunci sukses adalah fokus. Akan tetapi, masalahnya adalah
membuat diri kita mampu fokus pada satu hal itu bukanlah hal mudah. Seandainya
fokus itu mudah, maka semua manusia sudah sukses, bukan?
Bagaimana
kalau ada yang menyatakan bahwa fokus itu mudah, sukses itu mudah, bisnis itu
mudah, kuliah itu mudah, dan sebagainya. Pernyataan tersebut merupakan bahasa
motivasi agar mampu memaksimalkan ikhtiar kita.
Sedikit
berbagi pengalaman. Saya punya keinginan mempersiapkan diri untuk menjadi orang
yang maksimal dalam ikhtiar di masa tua kelak, antara lain:
1. Saya ingin
menguasai 4 bahasa asing: bahasa Inggris, Arab, Jepang, dan Mandarin.
2. Saya ingin
menguasai komputer: Delphi, Pascal, PHP, Java, Linux, dan pendukung lainnya
seperti animasi dan aplikasi grafis.
Dengan
persiapan di atas, saya berharap masa depanku akan cerah. Bagaimana dengan yang
terjadi?
Ternyata dua
poin di atas tidak mudah juga bagi orang malas seperti saya. Tidak satupun yang
dikuasai hingga menjadi tingkat pakar. Padahal kepakaran itu sangat dibutuhkan
untukku menurut logikaku sendiri.
Akan tetapi,
logika ini sangat tumpul, karena kekuatan Tuhan jauh lebih tajam. Sehingga sampai
saat ini yang masih tersisa untuk belajar lagi adalah hanya Bahasa Inggris,
Arab, PHP, dan Java saja. Tampaknya, meskipun dengan berat hati saya harus puas
dengan keempat kajian tersebut.
Itulah
sedikit pengalaman saya. Bagaimana dengan pendapat anda?
1. Apakah anda
ingin jadi pakar komputer?
2. Apakah anda
ingin jadi pakar bahasa?
3. Apakah anda
ingin jadi ulama?
4. Apakah anda
ingin kuliah beasiswa ke luar negeri?
5. Apakah anda
ingin jadi ilmuwan sejajar Einstein?
Gantungkanlah
cita-cita kita setinggi langit, tapi jangan lupa kita tidak berdaya apa-apa
tanpa kekuatan Tuhan.
Suatu malam
saya nonton sinetron Brama Kumbara. Tiba-tiba seorang laki-laki yang sudah
menyelamatkan patih suatu kerajaan ditanya oleh ayah sang raja: Ayah raja: “Apakah
anda seorang pendekar yang pandai berkelahi?”
Laki-laki itu:
“Maaf Tuan, saya tidak pandai berkelahi, tapi saya pandai melarikan diri.”
Sepintas,
laki-laki itu tidak sakti. Tapi saya kembali berpikir, betapa saktinya
laki-laki itu karena mampu menyelamatkan Sang Patih dari musuhnya yang sangat
sakti.
Saya pikir
laki-laki penyelamat Patih itulah orang yang fokus dan sukses. Walaupun tidak
serba sakti, tapi kemampuannya melarikan diri sudah mampu menghindari musuh
yang sangat sakti.
Jadi,
apabila kita tidak mampu menguasai banyak bidang keilmuan, kita harus bersyukur
ketika menguasai satu bidang keilmuan. Seandainya tidak satupun bidang keilmuan
yang dikuasai, padahal sudah berikhtiar semampunya, maka serahkanlah kepada
Allah SWT, karena pintar-bodoh, sakti-lemah, semuanya tidak terlepas dari
kekuasaan-Nya.
Bukankah
banyak orang sakti yang mati hanya dengan sehelai sapu lidi?
Bukankah
banyak orang kaya yang mati dengan merenggut nyawa sendiri?
Sebaliknya,
Pernahkah
anda mendengar orang lemah disayang tetangganya?
Pernahkah
anda mendengar orang miskin meninggal di tempat sujudnya?
Keempat
pertanyaan di atas saya sudah pernah mendengarnya. Lalu apalagi yang harus kita
khawatirkan dengan masa depan hidup ini? Ikhtiar dan bertawakallah! Cukup.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment