Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Saturday, April 6, 2013

Guru Membentuk Manusia Indonesia Seutuhnya


Guru Membentuk Manusia Indonesia Seutuhnya


Guru memiliki tugas yang sangat luhur dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa. Sambu-rambu yang harus dipatuhi guru sebagai profesional sering dikenal sebagai kode etik guru. Dalam buku (Soecjipto & Kosasi 2007: 49) dinyatakan bahwa “Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.”


Kalau satu kode etik di atas dicermati maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan disadari oleh seorang guru dalam mengemban tugasnya, antara lain:

1.      Berbakti
Harus disadari bahwa profesi guru adalah bentuk bakti. Yang namanya bakti, cenderung mengedepan kewajiban daripada hak. Di sinilah guru harus berpikir pro aktif kepada peserta didik untuk membangun komunikasi yang lebih baik di antara mereka. Tidak bisa guru menunggu ditanya, diminta bantuan, disapa, berprinsip dia lebih hebat dari peserta didik dan membiarkan peserta didik berada dalam kesusahan dengan alasan guru tersebut sudah menyampaikan materi pelajaran di kelas.
Dalam bakti ini bisa diingat sifat yang dicontohkan oleh para relawan kemanusian seperti pada saat gempa tsunami Aceh. Mereka tidak menunggu permintaan dari korban, tapi mereka langsung bertindak cepat mencari korban, mencari kebutuhan korban, dan menyediakan segala hal yang dapat membantu korban.

2.      Membimbing
Kata kedua ini semakin menjelaskan bahwa peran guru itu harus proaktif. Tidak berlaku pemikiran “biarkan para peserta didik bertanya karena mereka yang butuh, guru tidak butuh peserta didik, kan.” Dapat diingat seorang guide bahasa Inggris, dia aktif mengenalkan/membimbing perjalanan para wisatawan asing berkeliling menikmati pemandangan di sekitar. Tidak hanya penjelasan tentang keindahan obyek wisata, mungkin saja dia menawakan minuman dan makanan. Jadi, apabila guru menghampiri peserta didik untuk membantu mereka memahami pelajarannya, maka ini sangat menyenangkan.

3.      Membentuk manusia seutuhnya
Tidak tanggung-tanggung tugas seorang guru, bukan hanya bagaimana membuat peserta didik terampil menggunakan komputer, bukan pula hanya memberikan langkah zitu untuk terampil cas-cis-cus bicara bahasa Inggris kepada peserta didiknya. Akan tetapi, guru harus mampu “mamanusiakan manusia” alias “membentuk manusia seutuhnya”. Untuk mewujudkan ini disarankan guru memperlakukan peserta didik seperti “anak kandung yang paling disayang”. Guru sangat perhatian, sangat membantu, sangat sayang dan sangat ingin membantu peserta didik untuk sukses, untuk cerdas, untuk shaleh dan berbakti. Ia tanpa kenal lelah mencurahkan kasih sayangnya kepada peserta didik. Ia akan merasa menderita di saat peserta didik menderita. Ia akan merasa senang di saat peserta didik senang.

4.      Berjiwa Pancasila
Menjadikan peserta didik memiliki jiwa Pancasila mengandung pengertian bahwa peserta didik harus memiliki moral dan pemikiran yang mengandung 5 sila dalam pancasila. Jiwa berketuhanan dan berkemanusiaan merupakan inti yang harus ditanamkan pada jiwa peserta didik. Dalam pembentukan jiwa Pancasilais dibutuhkan keteladan seorang guru. Ia akan lebih mudah mentransfer prinsip-prinsip Pancasila melalui contoh/teladan yang tampak di depan mata peserta didik. Semakin besar keinginan membuat peserta didik bermoral, baik, tenggang rasa dan memiliki sifat baik lainnya, maka guru harus terlebih dahulu lebih keras untuk memiliki sifat-sifat baik tersebut.

Itulah pelajaran yang dapat direnungkan dari salah satu kode etik guru. Semoga seorang guru semakin menyadari bahwa perannya sangat dibutuhkan peserta didik seperti peran orangtua yang sangat besar terhadap anak-anaknya.



"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment