Kita Blogging, Uangnya Tidak Selalu Dari Blog
Kita sudah
tahu bahwa blog itu dapat mendatangkan uang. Bahkan bukan hanya bisa, tapi bisa
mendatangkan banyak dollars. Itulah yang membuat banyak orang berani menekuni
bidang ini. Blogging dipercaya cukup menjanjikan walaupun dikelola sendirian.
Akan tetapi,
dalam ikhtiar itu tidak selalu mudah. Demikian juga dalam monetisasi blog,
banyak blogger yang berhenti blogging karena tidak kunjung mendapatkan uang
setelah berbulan-bulan, bahkan tahunan blogging.
Kenapa kita
harus putus asa hanya karena uang tidak datang dari blog?
Di sini,
saya belajar mempola mindset bahwa kita blogging itu sebagai ikhtiar untuk
mendapatkan uang. Akan tetapi, kalau uang tidak diperoleh juga, tidak perlu
pusing karena Allah bisa saja mendatangkan uang dari sumber lain, di luar
blogging.
Kita tiap
hari blogging, tiba-tiba ada yang minta tutorial blog. Kita tiap hari blogging,
tiba-tiba disuruh ngajar tentang blog. Kita tiap hari blogging, tiba-tiba ada
yang minta info beasiswa. Kita tiap hari blogging, tiba-tiba ada yang ngundang
seminar. Semua contoh tersebut merupakan sumber uang yang datang karena kita
blogging, tapi jalannya tidak melalui blog kita secara langsung.
Blogging itu
ikhtiar kita. Optimalkan blogging kita semampunya; berikan yang terbaik
semampunya! Biar Allah Yang Maha Tahu balasan untuk usaha kita itu.
Bagaimana
kalau blogging belum mendatangkan uang, sementara kita harus makan?
Blogging
tidak harus 24 jam, bukan?
Jadi, tiap
hari bisa blogging, kita juga bisa kerja yang lain seperti ngojek, narik
angkot, tani, ngajar privat, ngetik captcha online, jadi penulis tamu (guest
writer), ngajar di sekolah/kampus, dan lain-lain.
Apakah
pekerjaan di atas harus menghentikan blogging?
Tidak juga.
Kita bisa menyisakan waktu untuk blogging sekitar 3 jam saja tiap hari, kalau
kita benar-benar sibuk.
Minimal
sehari satu artikel, itu sudah bentuk ikhtiar kesungguhan kita selama masih ada
pekerjaan lain. Kalau masih ada waktu senggang di luar pekerjaan, maka 5
artikel lebih baik. Apabila kita mampu menulis 10 artikel per hari itu bagus
juga. Akan tetapi, 10 artikel itu butuh perjuangan yang tidak mudah.
Bagaimana
kalau lebih dari 10 artikel?
Untuk
sementara ini, saya masih memasang batas maksimal 10 artikel saja per hari.
Karena berdasarkan pengalaman sendiri dan orang lain, 10 artikel itu sudah
banyak menyita waktu. Kalau lebih dari 10 artikel per hari, khawatir kita
melupakan kualitasnya.
Saya selalu
ingat pengalaman salah seorang penerjemah. Ia mampu menterjemahkan 20 halaman
per hari kalau sedang punya waktu senggang. Jadi, kalau 1 artikel kita
rata-rata 2 halaman, maka 10 artikel berarti 20 halaman.
Untuk itu,
jangan terburu-buru ingin sukses dalam blogging!
Jangan juga
terburu-buru berhenti dari blogging!
Kita bisa
terus blogging sebagai bentuk ikhtiar di depan Allah SWT. Kita serahkan
hasilnya kepada-Nya. Iya kan?
Happy
blogging
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
We could leave time to blog for three hours every day if we are really busy
ReplyDelete