Tanah
Sejengkal Bisa Jadi Nyawa Taruhannya
Judul di
atas muncul setelah memperhatikan kebiasaan sebagian para penggarap tanah di
sekitar rumahku beberapa tahun ini. Di kampung kelahiran, saya tidak terlalu
tahu tentang kebiasaan para petani, karena keluargaku tinggal jauh dari
tetangga, dan tanah sekitar pun hampir semua tanah garapan ayahku tercinta.
Jadi, main ke kanan-kiri, depan-belakang, hampir semuanya garapan ayah (bukan
tanah milik lho….).
Akan tetapi,
setelah ditempat tinggal sekarang. Rumahku dikelilingi sawah milik orang lain.
Di sinilah saya seringkali dikagetkan dengan perilaku para petani.
Apa yang
membuat aneh?
Mulai dari
percekcokkan air hingga percekcokkan petak sawah (saya tidak tahu galengan
bahasa Indonesianya apa ya?). Galengan itu istilah untuk tanah yang
membatasi antara sawah satu dengan yang lainnya. Galengan itu juga yang
biasa dilalui oleh para pejalan kaki.
Ternyata,
setiap habis panen, penggarap sawah harus mengolah sawahnya lagi sebelum
ditanami bibit padi. Yang anehnya, galengan itu seringkali lama-kelamaan hampir
habis dicangkul. Pendeknya, semakin lama, lebar galengan itu semakin
kecil, sementara sawah semakin besar, meskipun ukurannya hanya sejengkal saja.
Walaupun
sejengkal tanah, kalau ada masyarakat yang mencoba mau membangunnya untuk
jalan, mereka marah-marah. Tapi kalau ada masyarakat yang punya tanah di
sekitarnya, mereka asik menambah pelebaran sawah dengan mencangkul sejengkal
tanah mengikis hingga menjorok ke lahan orang lain (Bahasa sundanya: “nyosok
ka galengan batur; nyempogan galengan batur”. Susah banget ya bahasa
Indonesianya he…he…).
Dengan
melihat kerakusan para petani itu, saya semakin tahu bahwa pantas saja sewaktu
kecil pernah mendengar para petani di sawah berkelahi sampai main golok,
goak, parang, sabit segala, hanya karena berebut galengan.
(Waaaaaaaaaah……kalau enggak ngerti bahasanya, silahkan ambil kamus bahasa
Sunda. He…he…).
Semoga
petani kita segera tersadarkan dari keserakahan di atas. Saya percaya masih
banyak petani yang baik di negeri ini.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
sawah ya
ReplyDeletesaya sekarang tinggal di kota yang jarang terlihat sawah, sedangkan saya lahir di kota yang banyak sawahnya
Sering-sering main ke sawah biar tidak lupa. he..he..
Delete