Suatu hari
saya berangkat ke kampus naik elf. Elf itu mungkin istilah lain dari micro mini
(saya kurang tahu persis padanan kata bakunya). Setelah beberapa tahun
menggunakan sepeda motor, rasanya banyak hal baru yang ditemukan di dalam Elf.
Ada tiga
tipe orang yang seringkali teringat oleh saya, yaitu:
1. Sang Perokok
Ada seorang
bapak-bapak duduk di samping saya. Walaupun keadaan sangat berdempetan, Si
Bapak masih juga merokok hingga puntung rokoknya menghiasi celana saya. Sudah
hidung pengap dari tadi, bangun tidur celana pun ganti warna dari hitam jadi
bintik-bintik putih (mirip batik he…he…). Untung saja tidak bolong terkena api
rokoknya.
Sebenarnya,
Sang Perokok yang aneh itu seringkali ditemukan dan membuat saya mangkel,
walaupun saya juga laki-laki. Mereka ada yang merokok di depan bayi, di depan
ibu-ibu yang sudah menutup hidungnya lama-lama. Anehnya mereka (sang perokok)
tidak juga mematikan api rokoknya.
Yang nambah
aneh bagi saya adalah apakah mereka nikmat merokok di dalam kendaraan umum yang
sangat sesak itu? Padahal saya pernah bertanya kepada kakak yang juga perokok
handal (he…he…). Kenapa dikatakan handal? Ia mampu menghabiskan rokok lebih
dari satu bungkus tiap hari. Ibuku mengistilahkannya seperti Kereta Api, habis
satu batang langsung disambung dengan yang baru he…hee…(Jangan dicontoh ya…!). Ternyata,
kakakku tidak suka merokok di tempat sesak seperti kendaraan umum, apalagi Elf.
Katanya enggak nikmat. Lalu yang masih merokok di micro mini atau bis, apakah
nikmat atau so gaya ya…?
Maaf para
perokok ya….!
2. Penumpang Susah
Bayar Ongkos
Ketika sang
kondektur minta ongkos kepada seorang penumpang laki-laki di samping saya, sang
penumpang malah marah-marah. Kira-kira begini omelannya:
“Nanti dulu,
saya baru juga duduk.”
Setelah
beberapa lama, sang kondektur mengingatkan penumpang itu lagi agar membayar
ongkosnya. Eh…penumpang itu ngomel begini:
“Kamu ini
enggak percaya sama saya ya…! Saya ini tiap hari jualan dan pergi-pulang pakai
elf tahu. Nanti juga saya bayar…..! Kaya saya mau kabur aja.” (Penumpang itu
tampak semakin marah).
Memperhatikan
tingkah laku penumpang itu saya jadi heran, kenapa tidak bayar langsung saja.
Kita kan penumpang; kita butuh jasa elf tersebut. Enggak ada ruginya kita bayar
di awal kan? Bahkan saya sering merasa takjub kepada kondektur yang mampu
menghapal “mana penumpang yang sudah bayar, dan mana yang belum (tanpa tiket
lho…)”. Kalau saya jadi kondektur, belum tentu mampu tuh…!
Pendapat
saya: “Bayar saja di awal, agar mengurangi beban kondektur untuk
mengingat-ingat nama wajah penumpang yang belum bayar”. Kenapa harus ditunda….?
3. Ibu Memarahi
Anaknya yang Mabuk
Dari awal
masuk Elf, Si Ibu sudah agak marah-marah sama anaknya. Di tengah perjalanan,
tiba-tiba anaknya mau muntah (maaf ya yang lagi makan!). Si Ibu malah nambah
marah-marah lagi sama anaknya. Gini kira-kira bahasanya:
“Hayooh
mabuk lagi….! Dari tadi juga jangan ikut, jangan ikut!”
(Sang Ibu
tersebut ngomel-ngomel terus sambil cemberut)
Karena saya
merasa terusik dengan sikapnya, kemudian saya tanya: “Mau ke mana Bu? Mungkin
anaknya lagi sakit.” Si Ibu tampak berwajah agak malu, kemudian ia mengoleskan
minyak kayu putih ke anaknya. Setelah itu sang anak tertidur pulas.
Kenapa harus
ngomel-ngomel ya…? Anak kita sudah pusing, mabuk, lalu dimarahi. Bisa-bisa
nambah mabuk lagi tuh…!
Itulah tiga
tipe penumpang aneh yang saya perhatikan. Tampaknya cerita ini hanya yang
negatifnya saja ya…? Tenang, ada juga penumpang yang positif. Di artikel lain
saya tulis. InsyaAllah!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment