Apapun
alasannya, penggusuran itu tetap kejam. Klaim demi klaim melalui keputusan
pengadilan bukan berarti bisa menggusur masyarakat sebebas-bebasnya. Seandainya
benar suatu petak tanah milik kita, kalau pengambilannya akan menimbulkan
kerusakan besar bagi orang lain, maka sebaiknya dipertimbangkan lagi.
Masyarakat
sudah bertahun-tahun tinggal di suatu wilayah. Baru-baru ini digusur, karena
ada kelompok yang mengaku pemilik legal. Pasar yang sudah bertahun-tahun dipakai
jualan warga, saat ini diklaim milik suatu ahli waris. Lalu kemana saja dulu di
saat tempat tersebut belum dititipi nyawa-nyawa yang menggantungkan hidup
padanya.
Melihat
Satpol PP yang bersemangat bertempur dengan warga dengan alasan warga juga menyerang
mereka, tampaknya negeri ini belum cukup dewasa. Pentungan bukanlah solusi,
selama kita masih mau hidup di jagat raya ini.
Tidakkah
kita menunda penggusuran sebelum tercapai kata sepakat?
Tidakkah
kita membatalkan pengambil-alihan lahan kalau akan menimbulkan banyak korban, toh
hidup ini bukan hanya bersama tanah, iya kan?
Terlalu
beratkah kita memberikan tanah kepada masyarakat miskin?
Atau hanya
ingin hidup sendirian di muka bumi ini?
Sampai saat
ini, saya masih heran melihat suatu perusahaan menggusur lahan yang didiami
warga; pemerintah menggusur pemukiman warga demi penertiban fasilitas publik.
Tidakkah kita memberikan solusi untuk mereka?
Solusi sudah
ditawarkan, tapi warga tetap tidak mau pindah?
Solusi sudah
diberikan, tapi warga tetap tidak mau menerima?
Solusi mana
yang akan ditolak warga miskin kalau benar-benar akan memberikan jalan keluar
kepada kehidupan mereka? Rasanya tidak mungkin. Mereka menolak, karena solusi
yang ditawarkan tidak seimbang dengan kebutuhannya. Kenapa pemangku kebijakan
tidak mau mengerti juga?
Lha upaya itu kan sudah maksimal dari
pemerintah? Maksimal bagaimana, warga di kasih solusi asin teri, sementara
pemerintah masih makan ikan hiu? Maksimal di mananya, warga dikasih ruang 3
meter persegi, sementara pejabat yang dipilihnya masih keluar masuk ruang hotel
berbintang. Sungguhkah layanan yang anda berikan? Saya tidak yakin.
Kenapa tidak
mungkin, warga makan kerupuk, pejabat negara pun makan kerupuk?
Kenapa tidak
dicoba, pejabat makan ikan kakap, warga pun makan ikan kakap?
Sungguh
jauhkah perbedaan kita? Atau itu semua hanya mimpi si miskin seperti diriku
ini???
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment