Bahasa
selalu menarik untuk dipelajari. Konsep dan praktek sebuah bahasa keduanya
harus dipahami secara komprehensif. Meskipun demikian, kita harus
mempelajarinya sedikit demi sedikit. Tidak mungkin akan menjadi seorang pakar
bahasa dalam semalam, bukan? Dengan demikian, kita harus menerapkan ungkapan
“Practice makes perfect” (Praktek itu menciptakan kesempurnaan) dan “Menjadikan
bahasa itu sebagai kebiasaan kita.” Itu berarti mempraktekkan sebuah bahasa
secara sederhana tiap hari akan lebih baik daripada mempraktekkan bahasa dengan
banyak materi sekali dalam sebulan.
Manusia
dikenal sebagai homo Grammaticus (Alwasilah 2000: 77). Mereka merupakan makhluk
bertata bahasa. Sejak anak-anak hingga tua, mereka selalu menggunakan bahasa.
Dan bahasa selalu memiliki tata bahasanya masing-masing.
Alwasilah
menyatakan bahwa “Bahasa itu ibarat udara. Bahasa itu ada di mana-mana. Tata
bahasa adalah refleksi logika. Dan bahasa dianggap mampu mempertajam
pengetahuan” (Alwasilah 2000: 77).
Dengan
demikian, jika manusia ingin memahami suatu bahasa dengn baik, maka mereka
harus memahami tata bahasanya. Walaupun demikian, secara praktis, kita dapat
membuat sebuah prioritas berdasarkan kebutuhan masing-masing. Misalnya,
“percakapan dulu, kemudian tata bahasa” atau “tata bahasa dulu, kemudian
percakapan.”
Dengan kata
lain, jangan bermimpi untuk menjadi seorang pakar bahasa dalam sehari! Kita
harus berjuang untuk mempelajarinya selama bertahun-tahun. Dan kita harus
menghargai secara bijak orang-orang yang melakukan suatu kesalahan dalam
berbahasanya.
Referensi
Alwasilah
AC. 2000. Politik Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment